Silaturahim Tokoh Bangsa bersama Dahlan Iskan, Shalahuddin Wahid, dan Adi Sasono

Oleh Ria Ayu Pramudita

Editor Ria Ayu Pramudita

BANDUNG, itb.ac.id -- Panitia Pelaksana Program Ramadhan (P3R) 1433 H Salman ITB menyelenggarakan acara talkshow Silaturahim Tokoh Bangsa dengan narasumber Dahlan Iskan, KH. Shalahuddin Wahid, dan Dr. Adi Sasono pada Minggu (05/08/12) di Aula Barat ITB. Acara yang tidak memungut biaya ini diselenggarakan dengan tajuk 'Kolaborasi Briliant Menuju Indonesia BISA' di mana BISA sendiri merupakan akronim dari Berkarakter Intelektual Sejahtera Adil.

Acara dibuka oleh sambutan dari Ketua Pengurus Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman Dr. Ir. Syarif Hidayat dan Rektor ITB Prof. Akhmaloka, Ph.D. Dalam sambutannya, Dr. Syarif menjelaskan pentingnya keberanian untuk mengambil resiko demi mencapai kehidupan yang lebih baik, sedangkan Prof. Akhmaloka menekankan tentang pentingnya silaturahim yang dipercaya akan menambah rezeki. Selain sambutan, acara juga diramaikan oleh permainan musik dari Rumah Musik Harry Rusli.

Kegiatan silaturahim ini bertujuan untuk meningkatkan rasa optimisme dalam usaha menuju kemajuan bangsa melalui berbagai bidang khususnya pendidikan, teknologi, entrepreneurship, dan hukum peradilan. Datang sebagai pembicara antara lain Dahlan Iskan (Menteri BUMN), Ir. Shalahuddin Wahid (Mantan Wakil Ketua Komnas HAM), Dr. Ir. Adi Sasono (Mantan Menteri Koperasi). Berlaku sebagai moderator adalah Afdhil (Karisma ITB) serta Mukti Widodo (Menteri Koordinator Dinamisasi Kampus KM-ITB 2012-2013) dan Fajar Cipta Yudha Perkasa (Deputi Kajian Energi KM-ITB 2012-2013).

Talkshow dibuka dengan pertanyaan moderator kepada para pembicara mengenai apa permasalahan utama yang ada di Indonesia. Dr. Adi Sasono yang juga merupakan alumnus Teknik Sipil ITB ini menjelaskan bahwa Indonesia diancam oleh berbagai bentuk penjajahan baru dalam berbagai bidang, seperti perkebunan, telekomunikasi, dan pertambangan. Sementara Ir. Shalahuddin yang populer disebut Gus Shalah ini menyebutkan beberapa permasalahan pokok bangsa Indonesia, yaitu yang pertama adalah penegakan hukum, yang kedua adalah reformasi birokrasi, dan yang ketiga adalah pendidikan.

Menjawab pertanyaan tersebut, Dahlan Iskan menjelaskan bahwa terdapat karakteristik umum dari 130 juta masyarakat Indonesia yang tidak lagi miskin yang menjadi tantangan besar bagi pemerintah. Karakteristik-karakteristik tersebut antara lain tidak sabaran (karena mampu memilih layanan yang lebih cepat), tidak mau menderita (karena baru terlepas dari penderitaan), dan vokal (karena telah menemukan corong-corong vital yang mampu menyalurkan opininya). Menurut Dahlan, ada baiknya 130 juta masyarakat Indonesia yang tidak lagi miskin ini, rela menderita sedikit demi mengangkat 36 juta saudara-saudara setanah air dari kemiskinan.

Ketiga tokoh bangsa ini juga sepakat mengenai perlunya dilakukan reformasi birokrasi. Setelah disebutkan oleh Gus Shalah mengenai birokrasi Indonesia yang menghambat kemajuan, Dahlan Iskan juga menanggapi bahwa birokrasi yang digunakan pemerintah Indonesia sudah tidak cocok lagi dengan kebutuhan masyarakat. "Masyarakat maunya cepat, tapi birokrasi lambat," ujarnya. Dr. Adi Sasono juga menyampaikan hal yang senada, "Seperti membawa es dari gunung ke pantai, saat tiba di pantai, esnya tinggal sedikit. Yang basah yang membawa. Itulah birokrasi Indonesia."

Talkshow ini disertai dengan presentasi Dr. Adi Sasono mengenai 'Kolaborasi Briliant Indonesia BISA' dan sesi tanya jawab dengan panelis, yang kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan audiens."Talkshow-nya inspiratif, para pembicaranya bisa menanamkan kegelisahan sekaligus optimisme untuk mencapai Indonesia BISA," ujar Fajar, salah satu panelis dalam talkshow ini.

Selain acara Silaturahim Tokoh Bangsa ini, Gebyar Ramadhan 1433 H Masjid Salman ITB masih diwarnai dengan berbagai kegiatan untuk segala umur dan kalangan, dimulai sejak 21 Juli silam hingga Idul Fitri pada 19 Agustus 2012 nanti.