Silaturahmi Keluarga Besar ITB: Ciptakan Lingkungan Penuh Cinta Kasih
Oleh Ahmad Furqan Hala
Editor Ahmad Furqan Hala
Acara silaturahmi keluarga besar ITB dimulai sejak pukul delapan pagi. Seluruh keluarga besar ITB pertama-tama bersalaman dengan rektor dan pimpinan ITB lain. Kemudian acara dimulai secara resmi dengan sambutan oleh rektor ITB, Dr. Akhmaloka. Setelah itu kemudian dilanjutkan dengan ceramah silaturahmi yang dibawakan oleh Dr. Aam Amiruddin.
Dalam sambutan rektor, Akhmaloka mengucapkan selamat Idul Fitri kepada seluruh keluarga besar ITB. Akhmaloka juga sempat menyampaikan permohonan maafnya kepada segenap karyawan, dosen serta keluarga besar ITB lainnya jika dalam setahun ini terdapat keputusan-keputusan yang tidak menyenangkan. Akhmaloka juga menjelaskan beberapa poin pentingnya silaturahmi, antara lain sebagai sarana berkumpul dan saling meminta maaf, menghilangkan perasaan tidak enak yang kerap muncul, serta menyambung rejeki di antara keluarga besar ITB ini. Dengan adanya hubungan baik antar keluarga besar ITB, diharapkan dapat tercipta lingkungan kerja yang semakin baik di ITB ke depan.
Silaturahmi, Jalin Cinta Kasih Yang Tertinggi
Silaturahmi dapat dimaknai dari dua kata, yaitu sila yang berarti membangun serta rahmi yang berarti cinta kasih. Akan tetapi, silaturahmi dilakukan tidak hanya sekedar untuk membangun cinta kasih saja, melainkan untuk membangun cinta kasih yang tertinggi. Pada titik ini, suatu kejahatan sekalipun akan dapat dibalas dengan kebaikan. Untuk membangun hubungan manusia dengan cinta kasih ini, tidak dapat dilakukan tanpa hati yang bersih, yang dapat tercermin dari perilaku dan lisan. Oleh karena itu, langkah awal yang dapat dilakukan untuk menjalin silaturahmi adalah membersihkan hati dan memperbaiki perilaku lisan dan perilaku masing-masing.
"Terdapat tiga tingkatan cinta, yaitu Rahmah, Mawaddah serta Mahabbah. Rahmah adalah cinta yang diberikan Sang Khalik kepada makhluknya tanpa batas. Sedangkan Mawaddah adalah cinta tertinggi yang dapat diberikan sesama manusia dan akan terus meningkat, layaknya cinta sepasang suami istri yang saling mncintai sampai akhir. Mahabbah adalah cinta kasih manusia yang tidak seperti mawaddah yang terus meningkat, melainkan dapat luntur," jelas Aam.