Tips Menangkal Berita Hoaks dan Disinformasi dengan “ESCAPE”

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – American Corner UPT Perpustakaan ITB menyelenggarakan seri webinar dengan nama “American Culture and Conversation” perdana pada 4 Maret 2022 Topik yang dibawakan pada webinar ini adalah “How to Counter Fake News and Disinformation”. Materi pada acara hari ini dibawakan oleh Laura Stone dan dipandu oleh Alexandria Cempaka Harum dari American Corner ITB dan disampaikan dalam Bahasa Inggris dan Indonesia.

American Corner adalah program kemitraan antara Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dengan universitas-universitas di Indonesia. American Corner menyediakan akses untuk mendapatkan informasi yang terbaru, akurat, dan terpercaya mengenai politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan dan kehidupan sosial di Amerika Serikat. American Culture and Conversation diselenggarakan oleh American Corner ITB setiap dua minggu dalam satu bulan.

Laura Stone membuka pemaparan materi dengan menjelaskan tentang apa itu berita hoaks dan disinformasi. “Berita hoaks merupakan berita yang memuat informasi yang tidak benar, mengandung kebohongan, serta tak dapat diverifikasi. Berita hoaks dan disinformasi seringkali diproduksi dan disebarkan untuk mempengaruhi orang lain,” terang Laura.

Laura juga menyampaikan bahwa penyebaran disinformasi dan berita hoaks kian masif karena kini banyak orang dapat mengakses internet yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan berbagai jenis berita dan konten, bahkan memungkinkan setiap orang untuk membuat konten sendiri.

Maka dari itu, hadirlah metode untuk menghindari dan menangkal berita hoaks yang dikemas dalam akronim ESCAPE. E merupakan singkatan dari Evidence (bukti), S untuk Source (Sumber), C untuk Context (Konteks), A untuk Audience (Audiens), P untuk Purpose (Tujuan), dan E untuk Execution (Eksekusi). Laura Stone menjabarkan satu persatu metode tersebut untuk membantu kita menangkal berita hoaks.

Pertama, kita harus mencari kebenaran atau bukti (Evidence) dari tulisan yang kita baca. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencari apa yang disampaikan berita tersebut lagi di Internet melalui laman lain yang lebih kredibel. Kedua, kita harus mengetahui sumber dari berita ini. Hal ini dapat dilakukan dengan menanyakan orang yang menyebarkan berita ini kepada kita. Selanjutnya, kita juga harus mengetahui konteks dari berita yang kita baca. Terkadang, judul dari sebuah tulisan dapat menjadi bias karena mengandung “clickbait” Maka dari itu, membaca berita dengan lengkap untuk memahami konteks dari berita tersebut.

Dalam berita tersebut, kita juga dapat mengetahui siapa audiens yang dituju oleh sang penulis. Selain itu, kita juga harus mengetahui tujuan dari berita tersebut untuk mengetahui kebenaran berita tersebut. Terkadang berita yang berisi tujuan untuk melakukan provokasi dapat berpotensi menjadi berita hoaks. Terakhir, terkait eksekusi. Eksekusi memiliki makna cara penulisan dan pembuatan berita yang ditampilkan. Kualitas tulisan, kerapihan tata bahasa, dan gambar yang tertera pada berita yang kurang baik dapat mengindikasikan bahwa berita tersebut adalah hoaks.

Untuk menerapkan berbagai prinsip tersebut, Laur juga berbagi beberapa langkah ini untuk menangkal berita hoaks. “Pertama, jangan hanya membaca judul dari berita. Membaca berita secara keseluruhan membantu kita untuk mengetahui isi dan konteks berita dengan jelas. Kemudian, bacalah berita dari sumber yang terpercaya. Terakhir, kita dapat menggunakan laman factcheck.org dan hoaxy untuk memeriksa kebenaran berita,” pungkas Laura.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)