SNBB 2011: Berkontribusi Membangun Bangsa Melalui Teknologi Besi dan Baja
Oleh Shinta Michiko Puteri
Editor Shinta Michiko Puteri
Seminar ini dihadiri dengan total 14 pembicara dengan dua diantaranya pembicara kunci, yaitu Ir. Panggah Susanto, MM (Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia) dan Prof. Dr. Ir. Bruno C. De Cooman (Graduate Institute of Ferrous Technology, Pohang University of Science and Technology South Korea). Secara keseluruhan seminar dibagi menjadi tiga sesi dan memberikan penjelasan mengenai proses pembuatan kokas, bijih besi, dan besi itu sendiri.
Akhmad A. Korda salah satu pembicara menyebutkan bahwa PT Krakatau Steel saat ini telah berhasil menghasilkan produk baja high strength low alloy (HSLA) dalam bentuk hot rolled coil untuk berbagai keperluan diantaranya adalah untuk pipa transmisi minyak dan gas bumi. Untuk menghasilkan baja HSLA tersebut PT Krakatau Steel telah menerapkan thermo-mechanically controlled process (TMCP).
Selain TMCP, Zulfiandi Zulhan menyatakan bahwa teknologi RH (Ruhrstahl-Heraeus) juga telah diaplikasikan di industri baja untuk menghasilkan produk baja yang berkualitas tinggi terutama untuk produk-produk yang mempunyai kandungan gas-gas terlarut dan karbon yang sangat rendah. Model off-line dikembangkan untuk mensimulasikan tahapan proses yang terjadi di RH degasser.
Selain proses pembuatannya, Bruno turut menjelaskan mengenai konsep desain besi yang baru untuk aplikasinya pada automotif. Menghadapi isu keamanan kendaraan, industri besi dan baja telah membuat usaha yang inovatif dan membuat material yang tidak hanya berkolaborasi dengan manufakturnya tetapi juga melibatkan automakers dalam pembangunannya. Intinya material yang digunakan harus dapat menjaga keamanan pengendara dan sejauh ini aplikasi inovatif yang sudah dibuat antara lain ultra-ductile twining-induced plasticity steel, shear band-indusced plasticity steel, hot press forming steel, dan ultra-fine grained TRIP steel.