Sosialisasi Program L'Oréal-UNESCO: For Woman In Science (FWIS) Kembali Dilaksanakan di ITB

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung pada tahun ini kembali menjadi tuan rumah sosialisasi program L'Oréal-UNESCO: for Women in Science (FWIS). Acara ini merupakan acara tahunan dari L'Oréal yang diadakan sejak 19 tahun ke belakang untuk memberikan kesempatan kepada para peneliti perempuan mendapatkan beasiswa penelitian sebesar Rp100.000.000 per orang.

Bertempat di Auditorium Gedung CC Timur, acara ini berlangsung pada Rabu, 7 September 2022 dari pukul 10.00-12.00 WIB dan dihadiri oleh pendaftar dari berbagai perguruan tinggi di Bandung dan sekitarnya. Mereka yang berpartisipasi sebagian besar merupakan dosen serta peneliti perempuan yang berasal dari ITB, STKIP Pasundan, STAI Al-Maarif Ciamis, UI, UND, UNISBA, UNISA Bandung, UM Bandung, UNSULBAR, hingga UPI. Pada kesempatan ini juga hadir pihak dari L'Oréal termasuk perwakilan tim dewan juri.

Acara diawali dengan sambutan dari Ketua LPPM ITB, Dr. Yuli Setyo Indartono. Menurut Dr. Yuli, belum pernah terdengar terdapat diskriminasi gender dalam melakukan penelitian di ITB. “Semata-mata berdasarkan minat, kemampuan, dan kapasitas yang akhirnya dapat memunculkan potensi-potensi yang unggul. Itu saja,” tambahnya.

Dr. Yuli berharap program L'Oréal: FWIS ini dapat meningkatkan kapasitas penelitian dan keilmuan dari para dosen sekaligus peneliti perempuan di ITB dan dapat berdampak kepada pendidikan secara umum.

Sementara itu, mewakili Rektor, Dekan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, Dr. Endah Sulistyawati menyampaikan apresiasinya kepada tim L'Oréal Indonesia atas inisiatifnya memberikan penghargaan kepada para peneliti wanita yang berprestasi di bidang sains.

Menurut Dr. Endah, kesempatan berkarier wanita di Indonesia ini sangat terbuka lebar. Menurutnya kondisi sosial di Indonesia sudah memberikan kesempatan wanita berkarier sebagai peneliti. “Tinggal tergantung bagaimana kita-kita ini sebagai wanita untuk menghasilkan yang terbaik”, tambahnya.
Sambutan terakhir diberikan secara virtual oleh Dr. Itje Chodidjah, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU). Dr. Itje memaparkan mengenai visi

Indonesia tahun 2045 yang dapat dicapai, salah satunya dengan lebih menggalakkan peran peneliti perempuan. “Dengan semangat kepemimpinan ITB, semoga menelurkan semangat kepemimpinan kawan-kawan dari universitas di Kota Bandung dan sekitarnya dan di seluruh Indonesia agar terus menyokong visi ini.”
Sharing Session
Setelah pembukaan, acara berlanjut dengan agenda sharing session oleh tim L'Oréal Indonesia, perwakilan juri L'Oréal: FWIS, serta dari pemenang FWIS 2021, Dr. Magdalena Lenny Situmorang yang merupakan dosen dari Kelompok Keilmuan Bioteknologi Mikroba, SITH ITB.

Selain membagikan pengalamannya saat mengikuti FWIS 2021, Dr. Magdalena juga memberikan beberapa tips serta saran jika ingin menjadi bagian dari FWIS tahun ini. “Proposalnya harus yang lengkap, clear, dan concise merupakan sesuatu yang sangat penting. Selain itu, proposal juga harus menarik bagi para juri,” ujarnya.

Setelahnya, hadirin yang datang diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada tim L’OREAL, perwakilan juri, ataupun kepada alumni pemenang FWIS 2021. Pada kesempatan ini, terdapat empat orang penanya yang mengajukan pertanyaannya seputar teknis pendaftaran hingga mekanisme jika ada kasus tertentu.

Adapun kriteria penjurian L'Oréal FWIS tahun ini adalah originalitas (30%), dampak penelitian bagi negara (20%), pernyataan masalah dan metodologi (20%), rekam jejak dan publikasi (15%), dan presentasi serta penulisan (15%).

Reporter: Camilla Rosanti Budimansyah (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)