Stadium Generale dengan tema “Membangun Mental Engineer Muda yang Jujur, Professional, dan Kontributif Bagi Bangsa Indonesia”
Oleh
Editor
Bandung, itb.ac.id – Stadium Generale dengan tema “Membangun Mental Engineer Muda yang Jujur, Professional, dan Kontributif Bagi Bangsa Indonesia” telah diselenggarakan di Aula Barat, Kampus ITB pada hari Selasa (06/03) dimulai sejak pukul 13.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Stadium Generale ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Pekan Interaksi Ilmiah (PII) 2007 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil ITB dan didukung oleh Fakultas Teknik Sipil serta Lingkungan Institut Teknologi Bandung.
Stadium Generale kali ini menghadirkan empat orang pembicara yaitu Hariono, Sulistijo Sidarto Mulyo, Prof. I Gede Raka, dan Aam Amirudin serta dipimpin oleh Bambang Budiono sebagai moderator. Bapak Hariono merupakan alumni Teknik Sipil ITB tahun 1973, beliau merupakan seorang entrepreneur yang mempunyai banyak bidang usaha, diantaranya Griya Pijat Kesehatan ”Bersih Sehat” yang mempunyai 9 cabang dan telah mendapatkan ISO 9001 pada tahun 2000. Dalam pidatonya, Hariono memberikan beberapa tips sukses diantaranya ”Bangunlah sebuah kerajaan sendiri”. Maksud beliau adalah jadilah seorang entrepreneur sejati, dengan demikian mental jujur, profesional, dan kontributif akan muncul dengan sendirinya.
Pembicara selanjutnya adalah Bapak Sulistijo Sidarto Mulyo yang merupakan Ketua Umum Dewan Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa dan Konstruksi Nasional. Beliau menekankan bahwa kehancuran suatu bangsa dikarenakan bangsa tersebut tidak mampu lagi mengembangkan kreativitas untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah. Untuk menjadi profesional kita harus belajar terus menerus dan dibutuhkan etos kerja serta tanggung jawab. Selain itu dibutuhkan keseimbangan antara EQ, IQ, kreativitas, fisik, mentalitas dan moralitas. Albert Einstain pernah berkata, “Tidak ada gunanya Anda sebagai insinyur, profesor dan lain sebagainya, jika Anda tidak mampu menyelesaikan masalah hidup yang hakiki, yaitu kemiskinan.”
Pembicara yang ketiga dalam Stadium Generale kali ini adalah Prof. I Gede Raka dari Fakultas Teknologi Industri ITB. Beliau menyampaikan presentasi yang berjudul ”Etika : Masalah Hidup atau Mati”. Etika meliputi kepedulian, kepekaan, keyakinan, sikap dan pengetahuan yang berujung pada benar atau salah, dan melakukan hal yang benar. Dunia saat ini semakin kompleks dan penuh dengan persaingan terbuka, pengetahuan manusia bertambah dua kali lipat dalam 18 bulan. Akibatnya kita bisa tersesat, menjadi korban globalisasi atau bertahan hidup, tumbuh dan berkembang. Beliau mengatakan bahwa, ”Bangsa yang dapat survive, sejahtera, dan berkembang adalah bangsa yang memiliki modal intelektual, sosial, etika, dan semangat. Kesejahteraan pada intinya berlandaskan kemanusiaan dan penghargaan terhadap modal maya tersebut. Beliau juga memberitahu bagaimana cara mengembangkan daya tahan dan daya tumbuh untuk bertahan di dunia, caranya dengan mengembangkan cita - cita, karakter (konsisten, integritas, tidak mudah putus asa), kreativitas (melihat hal - hal yang tidak terihat) dan memiliki kompetensi.
Stadium Generale ini diakhiri dengan pembicara keempat yaitu Bapak Aam Amirudin yang membawakan tema ”Kejujuran”. Kejujuran di Indonesia merupakan kasus yang susah ditemukan dan sangat langka. Kejujuran harus dimulai dan dibiasakan dengan hal – hal yang kecil, dengan demikian jika telah mendapatkan amanat yang besar seseorang akan tetap memiliki kejujuran. Beliau juga mengatakan, ”Hidup itu tidak datar, tapi fluktuatif. Orang sukses pun ada fluktuatifnya. Banyak juga yang sudah melewati jalan yang benar, namun jatuh, Hidup itu kalau diatas harus bersyukur, kalau dibawah harus bersabar, bersabar tidak berarti harus berdiam diri, namun kita mencari pelajaran dari kesemuanya itu untuk kehidupan yang lebih baik kedepannya”.
Stadium Generale kali ini menghadirkan empat orang pembicara yaitu Hariono, Sulistijo Sidarto Mulyo, Prof. I Gede Raka, dan Aam Amirudin serta dipimpin oleh Bambang Budiono sebagai moderator. Bapak Hariono merupakan alumni Teknik Sipil ITB tahun 1973, beliau merupakan seorang entrepreneur yang mempunyai banyak bidang usaha, diantaranya Griya Pijat Kesehatan ”Bersih Sehat” yang mempunyai 9 cabang dan telah mendapatkan ISO 9001 pada tahun 2000. Dalam pidatonya, Hariono memberikan beberapa tips sukses diantaranya ”Bangunlah sebuah kerajaan sendiri”. Maksud beliau adalah jadilah seorang entrepreneur sejati, dengan demikian mental jujur, profesional, dan kontributif akan muncul dengan sendirinya.
Pembicara selanjutnya adalah Bapak Sulistijo Sidarto Mulyo yang merupakan Ketua Umum Dewan Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa dan Konstruksi Nasional. Beliau menekankan bahwa kehancuran suatu bangsa dikarenakan bangsa tersebut tidak mampu lagi mengembangkan kreativitas untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah. Untuk menjadi profesional kita harus belajar terus menerus dan dibutuhkan etos kerja serta tanggung jawab. Selain itu dibutuhkan keseimbangan antara EQ, IQ, kreativitas, fisik, mentalitas dan moralitas. Albert Einstain pernah berkata, “Tidak ada gunanya Anda sebagai insinyur, profesor dan lain sebagainya, jika Anda tidak mampu menyelesaikan masalah hidup yang hakiki, yaitu kemiskinan.”
Pembicara yang ketiga dalam Stadium Generale kali ini adalah Prof. I Gede Raka dari Fakultas Teknologi Industri ITB. Beliau menyampaikan presentasi yang berjudul ”Etika : Masalah Hidup atau Mati”. Etika meliputi kepedulian, kepekaan, keyakinan, sikap dan pengetahuan yang berujung pada benar atau salah, dan melakukan hal yang benar. Dunia saat ini semakin kompleks dan penuh dengan persaingan terbuka, pengetahuan manusia bertambah dua kali lipat dalam 18 bulan. Akibatnya kita bisa tersesat, menjadi korban globalisasi atau bertahan hidup, tumbuh dan berkembang. Beliau mengatakan bahwa, ”Bangsa yang dapat survive, sejahtera, dan berkembang adalah bangsa yang memiliki modal intelektual, sosial, etika, dan semangat. Kesejahteraan pada intinya berlandaskan kemanusiaan dan penghargaan terhadap modal maya tersebut. Beliau juga memberitahu bagaimana cara mengembangkan daya tahan dan daya tumbuh untuk bertahan di dunia, caranya dengan mengembangkan cita - cita, karakter (konsisten, integritas, tidak mudah putus asa), kreativitas (melihat hal - hal yang tidak terihat) dan memiliki kompetensi.
Stadium Generale ini diakhiri dengan pembicara keempat yaitu Bapak Aam Amirudin yang membawakan tema ”Kejujuran”. Kejujuran di Indonesia merupakan kasus yang susah ditemukan dan sangat langka. Kejujuran harus dimulai dan dibiasakan dengan hal – hal yang kecil, dengan demikian jika telah mendapatkan amanat yang besar seseorang akan tetap memiliki kejujuran. Beliau juga mengatakan, ”Hidup itu tidak datar, tapi fluktuatif. Orang sukses pun ada fluktuatifnya. Banyak juga yang sudah melewati jalan yang benar, namun jatuh, Hidup itu kalau diatas harus bersyukur, kalau dibawah harus bersabar, bersabar tidak berarti harus berdiam diri, namun kita mencari pelajaran dari kesemuanya itu untuk kehidupan yang lebih baik kedepannya”.