STEMA ITB Suguhkan Pertunjukan Teatrikal “Jadilah Manusia atau Mati” dalam ITB Expo 2024

Oleh Najma Shafiya - Mahasiswa Teknologi Pascapanen, 2020

Editor M. Naufal Hafizh

JATINANGOR, itb.ac.id – Unit Kegiatan Mahasiswa Studi Teater Mahasiswa, Institut Teknologi Bandung (UKM STEAM ITB) mencuri perhatian pada ITB Expo 2024 yang berlangsung di Lapangan Futsal ITB Kampus Jatinangor, Sabtu (14/9/2024). Kegiatan ini merupakan bagian dari Kaderisasi Awal Terpusat (KAT) ITB 2024, yang bertujuan memperkenalkan lembaga-lembaga di bawah naungan Keluarga Mahasiswa (KM) ITB, termasuk UKM, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), dan Badan Semi Otonom (BSO) kepada mahasiswa baru.

STEMA ITB menghadirkan pertunjukan teatrikal bertema sosial bertajuk “Jadilah Manusia atau Mati” yang mengangkat isu tentang keberadaan manusia di tengah perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan manusia (AI). Pertunjukan ini mengajak penonton merenungkan pertanyaan mendasar, apakah manusia masih dapat dikatakan manusia jika kehilangan rasa kemanusiaan di era teknologi AI yang semakin mendominasi?

   

Presiden STEMA ITB, Didrie (BI’22) menjelaskan bahwa tema teater yang dibawakan STEMA ini menyampaikan pesan kuat tentang esensi kemanusiaan.

“Pertunjukan ini adalah representasi dari perasaan manusia yang mulai tergerus oleh perkembangan teknologi, terutama AI. Jika kita tidak lagi bisa merasakan apa yang seharusnya dirasakan oleh manusia, kita sebenarnya telah mati secara moral,” ujarnya

STEMA: Wadah Ekspresi dan Kemanusiaan

   

STEMA ITB didirikan pada tahun 1972 oleh mahasiswa FSRD untuk memberikan akses lebih luas kepada mahasiswa di luar fakultas tersebut dalam berteatrikal. Ditambah dengan latar belakang gejolak politik saat itu, teater menjadi salah satu wadah seni bagi mahasiswa dalam berdemonstrasi.

Tidak hanya berteatrikal, di STEMA, mahasiswa belajar tentang bagaimana cara membuat pertunjukan teater. “Di STEMA, kita belajar tentang semua aspek teater, mulai dari musik, naskah, pencahayaan, make-up, hingga akting. Kita juga belajar merancang naskah sehingga dapat menyuarakan isu-isu sosial melalui seni teater,” katanya.

Selama menjadi anggota STEMA, Didrie mengakui banyak hal yang dipelajari, mulai dari mengoordinasikan banyak divisi teater untuk mewujudkan satu pertunjukan seni hingga belajar hardskill.

“Aku bisa menjahit kostum. Bahkan menggergaji untuk membuat properti di waktu yang mepet. Semua serba cepat, tapi itulah tantangannya,” katanya.

Kolaborasi Seni di ITB

   

STEMA ITB juga memiliki potensi yang besar untuk berkolaborasi dengan UKM seni lainnya di ITB, seperti ITB Student Orchestra (ISO), Infinity, hingga Paduan Suara Mahasiswa (PSM) ITB.

“Mudah bagi STEMA untuk berkolaborasi dengan unit-unit seni budaya dalam lingkup ITB yang lain. Kolaborasi yang demikian dapat membuat pertunjukan seni jadi lebih menarik,” katanya.

Dalam waktu dekat, STEMA ITB akan mengadakan pertunjukan teater berjudul "AIsyah" pada 16 November 2024 di Bandung Creative Hub.

Reporter: Najma Shafiya (Teknologi Pascapanen, 2020)