TEIN 2: Menuju ITB dengan Ekstra Bandwidth 45 Mbps (1)

Oleh Krisna Murti

Editor Krisna Murti

Dalam waktu dekat, Institut Teknologi Bandung akan memiliki bandwidth tambahan sebesar 45 Mbps. Ini akan semakin mengukuhkan ITB sebagai institusi dengan bandwidth terbesar di Indonesia. Tepatnya, bandwidth ITB akan mencapai 56 Mpbs -setelah ditambah bandwidth eksisting. Bandwidth sebesar 56 Mbps akan membuat bandwidth di warnet-warnet -yang rata-rata hanya 64 Kbps- begitu kecil. Analoginya adalah sebuah highway 16 lajur dibandingkan sebuah gang kecil di pinggiran kota. Download yang memakan waktu berjam-jam akan menjadi kenangan. Realisasi "jalan raya internet" ini adalah Desember 2005. Bandwidth Eksisting Dengan 4000 komputer terhubung ke jaringan, ITB sebenarnya merupakan insitusi yang memiliki jaringan terbesar di Indonesia. Rata-rata 2000 komputer mengakses internet secara bersamaan setiap harinya. Tentunya jaringan raksasa semacam ini akan menyerap bandwidth yang ekstra besar pula. Sampai sekarang, bandwidth ITB disokong oleh tiga bandwidth, yaitu: 1. 11 Mbps dari program School Over Internet yang didukung oleh Pemerintahan Jepang Program AI3/WIDE. 2. 1 Mbps dari provider 3. 128 kbps Backup Ketiga bandwidth itu pun sudah membuat ITB menjadi kampus dengan bandwidth terbesar di Indonesia. Kelak, dalam waktu dekat, ITB akan memecahkan rekor bandwidth terbesar, dengan ekstra 45 Mbps. Maka, totalnya akan menjadi sekitar 56 Mbps! Proyek TEIN 2 TEIN 2 atau Trans Euro Information Network 2 merupakan bentuk proyek yang didanai oleh Uni Eropa. Proyek yang merupakan salah satu hasil kesepakatan Asean Europe Meeting (ASEM) ini sendiri memiliki tiga tujuan utama: 1. meningkatkan konektivitas internet untuk keperluan riset dan pendidikan antara Eropa dan Asia 2. meningkatkan konektivitas intra-regional Asia 3. berfungsi sebagai katalis pembangunan jaringan riset nasional di negara-negara berkembang pada kawasan Asia-Pasifik Untuk mencapai tujuan itu, proyek TEIN 2 akan membangun infrastruktur yang akan menghubungkan antara jaringan Eropa dengan negara-negara partner TEIN di Asia. Selain Asia, TEIN 2 juga menggandeng Australia, melalui AARNet (Australia Academic and Research Network). Kerjasama TEIN 2 terdiri dari dua macam, 1. beneficiaries members; anggota beneficiaries adalah negara-negara yang secara langsung dibantu oleh Uni Eropa dalam hal pembangunan jaringan. Yang termasuk anggota beneficiaries adalah, Indonesia (ITB), Malaysia (MDC), Filipina (ASTI), Thailand (ThaiREN), RRC (CERNET), dan Vietnam (MOST). 2. non-beneficiaries members; anggota non-beneficiaries tergabung dalam proyek TEIN 2 tapi tidak dibantu oleh Uni Eropa. Yang termasuk keanggotaan ini adalah, Jepang (APAN-JP, MAFFIN, NICT, NII), Korea Selatan (KISDI), Singapura (Singaren), Taiwan (Academia Sinica), dan Australia (AARNet). Dari pihak Uni Eropa, terdapat tiga anggota proyek TEIN 2, yaitu Inggris Raya/United Kingdom (UKERNA), Prancis (RENATER), dan Belanda (SURFNet). Akronim dalam kurung di belakang nama negara anggota merupakan institusi yang mewakili negara itu dalam proyek TEIN. Kebanyakan institusi ini merupakan insitusi milik pemerintah, seperti kementrian (analog dengan Departemen Kominfo RI) atau lembaga penelitian milik pemerintahan. Uniknya, hanya Indonesia yang diwakili oleh sebuah perguruan tinggi, yaitu ITB. Pertimbangan ITB menjadi wakil Indonesia karena ITB merupakan anggota AI3/WIDE Project dari Jepang yang dikenal unggul dan berpengalaman dalam hal jaringan dan internet. Sementara itu, untuk turut dalam proyek TEIN 2, diperlukan institusi yang memang sudah mapan dalam hal internet dan jaringan.