Teknik Geologi ITB Beri Edukasi Tsunami di Daerah Rawan Tsunami Malingping Banten
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
MALINGPING, itb.ac.id – Permasalahan bencana alam di Indonesia bukanlah suatu hal yang baru. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia. Gempa bumi yang terjadi dapat menimbulkan tsunami.
Dilansir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bencana Tsunami rawan terjadi di wilayah Pantai Selatan Jawa. Hal inilah yang mendorong Prof. Dr. Aswan, S.T., M.T. (Dosen Kelompok Keilmuan Paleontologi dan Geologi Kuarter Teknik Geologi ITB) menginisiasi tim sosialisasi pemahaman bencana Tsunami di Malingping, Banten (28/8/2023).
Tim Kegiatan yang bernamakan “Tsunamite” dilaksanakan di SMPN 6 Malingping, Cilangkahan, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten pada 25-29 Agustus 2023. Program didanai oleh Pengabdian kepada Masyarakat dan Inovasi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (P2MI FITB).
Tsunamite 2023 terdiri dari penyusun materi yang beranggotakan Prof. Dr. Ir. Yan Rizal R., Dipl. Geol., Dr. Ir. Khoiril Anwar Maryunani, M.T., Mika Rizki Puspaningrum, S.Si., M.T., Ph.D., Benyamin Perwira Shidqi S.T., M.T., teknis oleh Nur Rochim S.A.P. dan Muhammad Rifky Ghifari, S.T., serta tujuh mahasiswa Teknik Geologi ITB yang terdiri dari Aisyah, Salma, Naufal, Pierre, Ryan, April, dan Riseva.
Latar belakang pemilihan Malingping sebagai daerah sasaran meninjau jejak penelitian paleotsunami yang ditemukan oleh Kelompok Keilmuan Paleontologi dan Geologi Kuarter Teknik Geologi ITB di tahun 2012.
Potensi Tsunami yang besar di Malingping mendorong Aswan dan tim membagikan hasil penelitiannya langsung kepada warga lokal Malingping dan tidak sekadar berhenti di jurnal ilmiah. Sehingga masyarakat Malingping dapat teredukasi tentang bahaya dan cara mitigasi tsunami.
Menginjak tahun kedua pelaksanaan program Tsunamite, pelaksanaan pun berjalan dengan semakin matang.
“Tsunamite sudah ada dari tahun 2022 yang masih tahap uji coba di daerah Karapyak. Kemudian, di tahun ini dengan berbagai persiapan yang matang dan meninjau dari kegiatan tahun lalu, kami mencoba lagi di Malingping,” ungkap Mika.
Kegiatan diawali dari persiapan dan survei lapangan yang membutuhkan waktu 5 hari. Pada Senin (28/8/2023) kegiatan sosialisasi mulai dilakukan di SMPN 6 Malingping. Sosialisasi dilaksanakan di tujuh kelas yang terdiri dari empat kelas siswa kelas 8 SMP dan tiga kelas siswa kelas 9 SMP dengan total jumlah siswa kurang lebih 31 orang tiap kelas.
Sosialisasi ini berupa penyampaian materi interaktif dan sesi bermain bersama oleh asisten mahasiswa Teknik Geologi ITB. Selain itu, juga dilakukan pembagian poster, booklet, dan denah evakuasi di tiga sekolah dasar terdekat.
Mika menjelaskan bahwa pemilihan sekolah sebagai target sosialisasi sebagai langkah efisiensi penyampaian informasi. Hal ini ditunjang urgensi lokasi SMPN 6 Malingping yang dekat pantai.
“Sekolah SMP menjadi target kegiatan karena lebih efektif dan pengetahuan siswa yang dirasa cukup kompeten untuk menerima informasi. Harapannya dari siswa dapat meneruskan informasi ke orang terdekatnya,” jelas Mika.
Antusiasme guru dan siswa terekam jelas di raut wajah mereka saat pelaksanaan program. Kepala Sekolah SMPN 6 Malingping mengungkapkan rasa syukurnya karena kegiatan ini dapat menjawab beragamnya isu-isu tsunami di Malingping. Salah satu siswi yang bernama Siti juga mengungkapkan rasa senangnya dapat mempelajari dan memperoleh informasi baru tentang mitigasi tsunami.
“Walaupun pembelajaran sampingan tetapi amat sangat penting buat kehidupan khususnya warga Malingping,” ungkap Siti.
Melihat antusiasme warga lokal menjadikan Tsunamite direncanakan akan menjadi program tahunan. Harapannya dengan adanya program ini, tingkat kesadaran dan pemahaman warga lokal yang rawan tsunami semakin tinggi dan mereka lebih siap jika tsunami melanda.
Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (12019079)