Teknik Geologi ITB Gelar Pengabdian Masyarakat, Sosialisasi Mitigasi Bahaya Longsoran ke Siswa SMPN 1 Cisalak
Oleh Ahmad Fauzi - Mahasiswa Rekayasa Kehutanan, 2021
Editor Anggun Nindita
Foto bersama setelah kegiatan sosialisasi mitigasi bahaya longsoran di SMPN 1 Cisalak. (Dok.Reporter Humas ITB/Ahmad Fauzi)
SUBANG, itb.ac.id - Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar pengabdian masyarakat berupa sosialisasi terkait Mitigasi Bahaya Longsoran di SMPN 1 Cisalak, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Jumat (8/11/2024). Kegiatan yang diikuti oleh siswa-siswa SMPN 1 Cisalak ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para siswa terkait pentingnya mitigasi bahaya longsoran.
Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan dalam rangka pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat (PPM) Skema Bottom-Up ITB Tahun 2024 dengan judul “Evaluasi Bencana Longsoran Aliran Bahan Rombakan di Desa Pasanggrahan, Kabupaten Subang, Jawa Barat Guna Mencapai Masyarakat Siaga Bencana”.
Sosialisasi ini diawali dengan pengenalan geologi secara umum oleh tim Mahasiswa Teknik Geologi. Pengenalan meliputi definisi geologi hingga ruang lingkup geologi itu sendiri. Pengenalan dilakukan dengan bahasa yang sederhana, sehingga peserta sangat antusias untuk dapat memahami dengan baik setiap materi yang disampaikan.
Kemudian, sesi dilanjutkan dengan materi dari dosen Kelompok Keahlian (KK) Geologi Terapan, Dr. Eng. Imam Achmad Sadisun, S.T., M.T., serta Indra Andra Dinata, S.T., M.T. Di awal sesi, Dr. Imam menjelaskan terkait longsoran dan potensi bahayanya. “Bencana geologi pada hakekatnya merupakan suatu peristiwa alam yang terjadi sebagai bagian dari proses-proses geologi yang dapat menimbulkan dampak negatif pada kehidupan manusia dan lingkungannya," ujarnya.
Pemaparan materi oleh Dr. Eng. Imam Achmad Sadisun, S.T., M.T. , pada Jumat (8/11/2024). (Dok.Reporter Humas ITB/Ahmad Fauzi)
Beliau menayangkan beberapa video wawancara dan dokumenter terkait beberapa kejadian longsoran di wilayah Bandung dan sekitarnya, termasuk yang terjadi di Subang awal tahun ini. Beliau pun menjelaskan bahwa longsoran dapat terjadi oleh karena faktor alam, faktor ulah manusia, atau kombinasi antara keduanya.
“Setiap longsoran memiliki penciri yang berbeda-beda, beberapa longsoran terjadi karena faktor alam, tetapi beberapa juga terjadi karena ulah manusia, misalnya dengan membuat pemotongan lereng secara sembarangan, dengan kemiringan yang curam tanpa diberi perkuatan lereng," paparnya.
Kemudian, pemaparan dilanjutkan oleh Indra Andra Dinata, S.T., M.T. Beliau menjelaskan terkait mitigasi bahaya longsoran. Mitigasi meliputi tindakan prabencana dan tindakan pascabencana. Tindakan prabencana dapat berupa mengurangi tingkat kemiringan lereng, membuat bangunan struktur penahan, menghindari daerah rawan bencana untuk permukiman dan fasilitas lainnya, serta membuat terasering dengan sistem drainase yang tepat. Sementara itu, tindakan pascabencana dapat berupa menghindari wilayah longsor dan mengantisipasi terjadinya longsoran susulan.
Beliau pun menuturkan langkah yang dapat dilakukan oleh siswa untuk menanggulangi longsoran menurutnya adalah dengan memahami kondisi yang terjadi, lalu melaporkannya jika sudah terdapat gejala longsoran, seperti retakan pada lereng, atau jalan yang kritis. “Kita bisa kabarkan ke orang tua, guru, perangkat desa, atau petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bahwa ini harus ditangani," tuturnya.
Penyerahan cenderamata dari tim Teknik Geologi ITB kepada Kepala SMPN 1 Cisalak, pada Jumat (8/11/2024). (Dok. Reporter Humas ITB/Ahmad Fauzi)
Di akhir acara, terdapat sesi tanya jawab antara siswa dengan Tim Mahasiswa Teknik Geologi. Kegiatan ini kemudian ditutup dengan penyerahan cenderamata kepada Kepala SMPN 1 Cisalak.
Reporter: Ahmad Fauzi (Rekayasa Kehutanan, 2021)