Teknologi Nano Bisa Jadi Solusi Optimalisasi Sumber Daya Alam
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Prodi Teknologi Pascapanen SITH ITB menyelenggarakan kuliah tamu berjudul “Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Hayati di Abad Teknologi Nano” dengan Prof. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si., sebagai pembicara, Kamis (18/11/2021). Pada acara tersebut, Dr. Anne Hadiyane selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi Kilang Hayati menjadi moderator.
Prof. Adi selaku Dosen dari Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu menjelaskan, nanosains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena atau sifat-sifat suatu objek atau material dalam skala nanometer. Teknologi nano adalah teknologi yang memanfaatkan bahan-bahan berdimensi sangat kecil dengan toleransi 0.1 nm – 100 nm.
Nanosains berupa rekayasa pada tingkatan molekuler dengan tujuan mendesain dan membuat komponen dan sistem yang sangat kecil, yang dibangun di atas hukum mekanika kuantum, bukan berdasarkan hukum fisika dan kimia klasik sebagaimana rekayasa objek pada skala besar.
“Sifat unik dari bahan nano akan diwariskan ke seluruh objek komposit dari suatu bahan apabila bahan nano ditambahkan. Bahan dalam ukuran nano dengan sifat yang unik menghasilkan mesin dan perangkat yang berkemampuan ekstrim dan luar biasa,” ujar Prof. Adi.
Ia mengatakan, Indonesia memiliki berbagai kekayaan sumber daya alam, di antaranya hutan sebagai gudang karbon dan serat, banyak mineral pasir besi, kuarsa, pertambangan, tembaga, perka, dan emas. Namun demikian, kebutuhan akan sumber daya alam semakin meningkat, akan tetapi alam semakin tergerus.
“Teknologi nano mampu menjawab masalah yang ada dari berbagai sektor seefisien mungkin, dengan memakan bahan seefisien mungkin, sehingga ketersediaan sumber daya alam serta kelangsungan makhluk hidup tetap terjaga,” jelasnya.
Ada beberapa peralatan yang umum digunakan untuk menganalisa produk nano. Di antaranya adalah Particle Size Analyzer (PSA), Spark Plasma Sintering (SPS), Thermal Conductivity Analysis (TCA), dan lain-lain.
Harapan dengan adanya teknologi nano, pemanfaatan sumber daya alam dapat dimaksimalkan dengan mendorong penerapan zero waste di industri dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi. Selain itu dapat memberikan manfaat ekonomis dan sosial bagi industri pengolahan SDA, serta mendorong penerapan teknologi nano dalam pengolahan limbah biomassa lainnya sebagai material maju.
“Jika ingin memaksimalkan sektor nano teknologi, harus ada sinergi dari semua,” ujar Prof. Adi.
Tak hanya terfokus pada sumber daya alam, sumber daya manusia yang ada di Indonesia juga tak kalah kualitasnya. Di antaranya para pakar Iptek lulusan perguruan tinggi dari dalam dan luar negeri, generasi muda, para jawara olimpiade sains dari berbagai bidang Iptek, para pelaku bisnis di berbagai bidang, investor, hingga tenaga kerja dengan kompetensi yang memadai.
Reporter: Najma Shafiya (Teknologi Pascapanen, 2020)