Temu Awal Semester ITB: Tingkatkan Kinerja Institusi Secara Nasional dan Internasional

Oleh Bayu Septyo

Editor Bayu Septyo

BANDUNG, itb.ac.id - Mengawali kegiatan perkuliahan semester akademik 2015/2016, ITB mengadakan kegiatan Temu Awal Semester 1 pada Kamis (03/09/2015) dalam rangka sosialisasi pencapaian institusi selama kurun tengah tahun 2015. Kegiatan yang dimoderatori oleh Dr.Miming Miharja, ST,M.Sc.Eng. di Aula Barat ITB tersebut langsung menghadirkan Rektor ITB, Prof.Dr.Ir. Kadarsah Suryadi, DEA, sebagai pembicara utama dan dihadiri oleh jajaran tinggi serta segenap tenaga pengajar ITB. Disamping itu, turut hadir ketua Senat Akademik, Prof. Ir. Indratmo Sukarno, M.Sc, Ph.D. dan Dr.Ir. Richard Mengko selaku anggota Komite Eksternal Majelis Wali Amanat (MWA) ITB yang keduanya memberikan sambutan sebelum berbagai aspek capaian dipaparkan. 
Majelis Wali Amanat ITB mengajak seluruh unsur terkait agar memberikan perhatian yang besar dalam mengambangkan ITB dengan dua standar, nasional dan internasional. Dr. Richard juga menekankan dibutuhkannya pemahaman terhadap tantangan yang harus dilalui ITB untuk masa depan Indonesia. "Kemajuan zaman dalam IPTEK dan keterbatasan sebagai negara berkembang merupakan tantangan yang akan selalu melekat bagi Indonesia saat ini," terangnya. ITB sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka diharapkan dapat tampil memukau di panggung internasional melalui capaian ipteknya di masa depan. Lain dengan Dr. Richard, Prof. Indratmo dalam sambutannya memaparkan berbagai kutipan tugas-tugas Senat Akademik dan menekankan pentingnya bekerja lebih keras untuk mencapai target bersama. Adapun ditampilkan pula perubahan struktur komite yang ada dalam Senat Akademik menjadi empat komite terintegrasi. Menurut Prof. Indratmo merujuk pada RENIP ITB 2006-2025, ITB yang harus menjadi World Class University melalui Research University tidak memiliki banyak waktu lagi setelah sibuk dalam memperbaiki perundang-undangan akibat perubahan status ITB yang salah satunya menjadi PTN-BH. "ITB, yaitu terwujudnya sebagai inovator dan inkubator untuk kemandirian teknologi bangsa, itu yang ada dalam RENIP. Nah, apakah kita sudah mencapai itu belum? Atau sudah berapa persenkah?" tukas Prof. Indratmo.

Dalam pemaparan capaian yang disampaikan Prof. Kadarsah, diperlihatkan tiap-tiap poin yang didasarkan target dari Kementrian Dikti dan Rencana Strategis (Renstra) ITB. Penyampaian tersebut disegmentasi menjadi beberapa bagian diantaranya adalah keinstitusian secara umum, akademik dan kemahasiwaan, perencanaan keuangan, pengembangan fasilitas, sumber daya manusia, pengabdian masyarakat dan inovasi, sistem informasi dan infrastruktur, dan beberapa aspek umum lainnya. Pada bagian pengabdian masyarakat dan inovasi, Prof.Kadarsah mengingatkan pentingnya aspek tersebut untuk konsep entrepreneurial campus.

ITB, lanjutnya, tidak hanya butuh mengaktifkan atmosfer yang mendukung pendirian start up namun juga harus menggalakkan publikasi dan paten yang bermanfaat bagi penyelasaian masalah dan kemandirian Indonesia. Dengan begitu ciri lain Entrepreneurial Campus berupa excellent research dan excellent innovation dapat juga terpenuhi. "Untuk Startup Company bukan berarti dosen harus terjun langsung di industri, cukup dosen menghasilkan paten, royalti, dan biarkan industri yang mengerjakan sambil menyeleraskan kerjasamanya dengan ITB, begitu juga dengan mahasiswa," tekan Prof. Kadarsah. Pertemuan itu ditutup dengan informasi terkait reuni akbar seluruh alumni ITB sepanjang masa yang akan diadakan pada Senin dan Selasa (7-8/10/15) di Kampus Ganesha untuk mempererat tali silaturahmi dan menguatkan peran alumni untuk kemajuan ITB demi Indonesia di masa depan.