Tendik ITB Ini Menggagas “Apkerma”, Solusi Inovatif di Bidang Administrasi

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami

BANDUNG, itb.ac.id. – Berangkat dari tantangan untuk menjalin hubungan dengan beberapa perguruan tinggi luar negeri dalam meningkatkan berbagai program di ITB, seperti Student Exchange, Double Degree, Summer School, dan International Conference/Seminar/Courses, Jani Nurhajanti, S.IP., M.AP., mengajukan sebuah solusi dengan sebutan “Apkerma”. Apa itu?

Apkerma adalah akronim dari Aplikasi Kerjasama. Aplikasi tersebut menjadi wadah bagi para penanggung jawab dari tiga pihak terkait, yaitu penanggung jawab kerja sama hubungan internasional, pimpinan fakultas/sekolah ITB, dan perguruan mitra di luar negeri, untuk merancang dan mengoreksi dokumen kerja sama, baik draf Memorandum of Understanding (MoU) maupun Memorandum of Agreement (MoA), dalam satu platform.

Karena ide tersebut, ia menjadi finalis Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Tingkat Nasional oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Tahun 2019. Hal itu tentunya merasa senang dan bangga atas predikat tendik berprestasi di bidang administrasi. Hal ini menjadi apresiasi baginya.
“Sebagai ucapan terima kasih kepada ITB, hal ini akan saya jadikan motivasi untuk bekerja lebih baik dalam bidang yang saya tekuni dan terus belajar dalam banyak hal sehingga 'prestasi' saya setiap harinya adalah banyak mendapat pencapaian yang bisa bermanfaat buat banyak orang,” ujar Jani saat diwawancara secara virtual pada Rabu (09/06/2021) oleh reporter Humas ITB.

Apkerma yang ia usulkan mempermudah proses peninjauan dokumen yang sedang dirumuskan. Terlebih lagi, Apkerma dapat mempersingkat proses dalam memotong sistem koreksi hardcopy sehingga dinilai sebagai solusi yang eco-friendly. Dengan adanya kelebihan-kelebihan ini, proses kerja sama dengan mitra akan lebih mudah dan tujuan utama dari kemitraan dapat tercapai dengan baik.

Wanita yang sudah bekerja selama 17 tahun di ITB ini selalu menanamkan sebuah kunci keberhasilan, yakni kebahagiaan dan rasa syukur. Motivasi inilah yang mengantarkan Jani berhasil menempuh proses penyeleksian tendik berprestasi, mulai dari pemilihan di tingkat fakultas/sekolah, berlanjut ke proses wawancara dan pengiriman file karya kreatif di unit kerja masing-masing, dilanjutkan pada proses pemilihan di tingkat ITB melalui presentasi program unggulan yang diajukan, dan sampai pada proses terakhir, yaitu penetapan sebagai Tendik Berprestasi ITB.

Walaupun demikian, ia merasa masih banyak yang harus dikontribusikan untuk ITB. Penggalian potensi-potensi dengan berkolaborasi antartendik sehingga turut meningkatkan reputasi ITB di kancah nasional, bahkan internasional, menjadi salah satu harapannya. “Semoga saya dapat lebih fokus pada peningkatan kualitas kerja, terlibat dalam beberapa program pengembangan, menerapkan banyak ide, dapat bersama-sama mendukung kegiatan-kegiatan yang ada di ITB,” ujarnya.

Reporter: Fakhrianda Aswin Luthfia Zufar (FTMD/TPB, 2020)