The 10th T&T-IAA 2024: Mengupas Peran Aerosol dalam Menghadapi Perubahan Iklim dan Membangun Masa Depan yang Lebih Baik
Oleh Dina Avanza Mardiana - Mahasiswa Mikrobiologi, 2022
Editor TIM CDN
BANDUNG, itb.ac.id - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (FTSL ITB) mengadakan The 10th Theory & Technique and The 1st International Aerosol Association Conference (T&T-IAA 2024) mulai dari Jumat-Minggu (2-4/8/2024) di Aula Timur, ITB Kampus Ganesha. Pembukaan acara ini diselenggarakan pada Sabtu (3/8/2024).
T&T - IAA 2024 memiliki tema “Ilmu Aerosol dan Keberlanjutan Lingkungan: Menjembatani Kesenjangan untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”. Konferensi ini bertujuan guna mendiskusikan peran penting ilmu lingkungan, baik secara general ataupun terkait aerosol untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan serta memperkuat kolaborasi antar sektor.
Konferensi ini pun menjadi ajang bagi para saintis, peneliti, praktisi, dan stakeholder untuk saling bertukar ilmu dan ide-ide inovatif antar disiplin ilmu yang bisa mewujudkan misi pembangunan berkelanjutan secara global.
Topik utama yang didiskusikan dalam konferensi ini antara lain Kimia Aerosol, Fisika, Awan, dan Iklim; Paparan aerosol dan Kesehatan; Teknologi Aerosol, kontrol, dan teknik pengukuran; Sains data aerosol, monitoring, dan modeling; Aerosol atmosferik dan indoor; Masalah terkait lingkungan dan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Acara ini diawali dengan sambutan dari Prof. Puji Lestari, PhD., yang merupakan pendiri dan Ketua dari Indonesian Aerosol Association (IAA). Selain itu, Prof. Puji juga merupakan Ketua Kelompok Riset Pengelolaan Udara dan Limbah di FTSL ITB.
"Ilmu tentang aerosol penting untuk perkembangan teknologi dan lingkungan. Mempelajari aerosol akan menimbulkan pengaruh yang krusial terhadap atmosfer dan membuat kita bisa merancang strategi yang tepat untuk menghadapi krisis perubahan iklim," ujarnya.
Aerosol merupakan kumpulan partikel-partikel padat yang tersuspensi ke dalam gas. Di era modern ini, maraknya penggunaan kendaraan bermotor merupakan salah satu alasan tingginya kasus polusi udara, terutama di kota-kota besar.
Semakin tinggi tingkat pencemaran udara, maka aerosol yang terbentuk akan semakin banyak. Hal ini menyebabkan fungsi aerosol berubah dari yang seharusnya memantulkan radiasi, menjadi menyerapnya, sehingga suhu atmosfer memanas. Namun aerosol juga dapat mendinginkan suhu atmosfer, tergantung pada jenis dan warna partikel. Aerosol yang semakin banyak juga dapat menyebabkan terbentuknya droplet awan yang lebih kecil, sehingga dapat mengurangi curah hujan yang turun dari awan.
Acara ini dihadiri oleh 50 delegasi dari latar belakang yang sangat beragam, mulai dari pelajar, dosen, profesional, praktisi, bahkan sektor pemerintah dari Jepang, Thailand, Taiwan, Indonesia, dan Malaysia.
Konferensi ini mengundang banyak pembicara yang sangat ahli di bidangnya. Dua pembicara utama yang hadir, yakni adalah Prof. Shih-Chun Candice Lung dari Research Center for Environmental Changes (RCEC) Academia Sinica dan Prof. Wei-Hsin Chen dari National Cheng Kung University Taiwan.
Prof. Puji berharap, konferensi ini dapat meningkatkan awareness masyarakat global mengenai polusi udara, sehingga dapat terbentuk bumi yang lebih sustain untuk ditempati.
Reporter: Dina Avanza Mardiana (Mikrobiologi 2022)