Hal ini berangkat dari krisis air bersih yang merupakan masalah yang mendalam dan kompleks, sehingga mencerminkan tantangan yang dihadapi banyak daerah di provinsi ini. Seperti banyak desa lainnya di Nusa Tenggara Timur (NTT), berjuang untuk mendapatkan akses yang memadai terhadap air bersih yang berdampak langsung pada kesehatan, ekonomi, dan kualitas hidup masyarakatnya. DRPM pun kembali menunjukkan kepeduliannya dengan mengadakan program tersebut.

Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang selama ini menghadapi kesulitan akses terhadap air bersih, terutama di daerah-daerah yang rawan kekeringan.

Kegiatan ini dilaksanakan di tujuh desa yang tersebar di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Malaka, Nusa Tenggara Timur, termasuk Desa Hoi yang sering mengalami masalah krisis air bersih tiap tahunnya.

Desa Hoi adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Oenino, Kabupaten TTS. Desa ini bercirikan relief batuan gamping yang rentan mengalami kekeringan di musim kemarau karena sifatnya yang sulit untuk menyimpan air. Untuk itu, DPRM ITB memilih Desa Hoi sebagai salah satu desa target.

Saat ini, Tim pelaksana dari Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung (FTTM ITB) untuk Desa Hoi dengan koordinator Dr.phil.nat. Ir. Agus Haris Widayat, S.T., M.T., telah melakukan survei geolistrik guna memetakan kondisi muka air tanah. Hal ini dilakukan untuk mencari titik potensi lokasi sumber air yang nantinya akan menjadi target pengeboran sumur. Data yang dikumpulkan akan menjadi dasar bagi perencanaan pengeboran sumur, sehingga sumber air yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Setelah itu, tim akan memulai proses pengeboran sumur dan pembangunan infrastruktur pendukung untuk memastikan air bersih sudah sesuai kualitas baku mutu air Kementerian Kesehatan, Total Dissolved Solids (TDS) kurang dari 500 mg/L. Sebagai tambahan, alat ultrafiltrasi juga dipasang untuk memastikan air dari sumur ini siap diminum langsung oleh warga. Alat ini mampu menyaring bakteri dan mikroba sehingga air tanah tersebut aman untuk diminum langsung tanpa mengurangi kandungan mineral alami. Sosialisasi penggunaan rangkaian alat ultrafiltrasi ini untuk keseluruhan tujuh desa dilakukan oleh Rofiq Iqbal, S.T., M.Eng., Ph.D. dari Tim DRPM ITB secara simbolis pada Selasa (19/11/2024) di Desa Alas, Kab. Malaka, NTT.

^{Air bersih hasil ultrafiltrasi siap digunakan oleh warga Desa Alas, Nusa Tenggara Timur. (Dok. Tim Pelaksana DPRM ITB)}
Masyarakat setempat menyambut program ini dengan antusiasme tinggi. Kepala Desa Hoi, Dr. Yohanis Nome, mengungkapkan kegembiraannya, “Suatu kebanggaan bagi kita semua karena selama ini kami kekurangan air bersih, namun karena adanya bantuan dari ITB kami merasa sangat terbantu," ujarnya.

Program ini melibatkan kerja sama DPRM ITB, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan pemerintah desa Hoi, dengan harapan dapat menciptakan solusi jangka panjang bagi permasalahan air bersih di wilayah tersebut.

Berkat dedikasi tim ITB dan dukungan berbagai pihak, diharapkan program ini dapat membawa dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Hoi.

Dengan fokus pada penyediaan air bersih dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, inovasi DRPM ITB diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan air bersih di wilayah-wilayah lain, terutama di NTT.

Reporter: Alvat Galaxy Semesta, Angel Lina, Muhammad Hanif Darmawan (Teknik Pertambangan, 2021)