Tim Mahasiswa Arsitektur ITB Juarai Archfest 2024 dengan Konsep Bangunan Pendidikan "Agrinova"

Oleh Nur Asyiah - Mahasiswa Rekayasa Pertanian, 2021

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id - Tim mahasiswa arsitektur ITB yang terdiri dari Yuni Ariefah (15221030), Erensa Ratu Chelsia (15221018), Nayla Auliya Putri (15221014), dan Salma Syahidah Kurniawan (15221021) memenangkan posisi pertama dalam kompetisi Archfest 2024 International Architecture Competition.

Kompetisi yang diselenggarakan oleh Universitas Kristen Petra ini mengusung tema "The Blooming Heaven" ini, mengharuskan peserta merancang bangunan pendidikan yang inovatif dan menarik secara visual. Ajang tersebut diikuti oleh mahasiswa dari seluruh Indonesia dan luar negeri.

Agenda ini terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengumpulan proyek hingga presentasi final yang dilaksanakan secara online. Salah satu anggota, Erensa, menceritakan Bagaimana perjuangannya untuk memenangkan lomba tersebut.

“Sebelum mulai mendesain, kami harus mempelajari berbagai preseden bangunan dan tesis dari kakak tingkat. Kami juga banyak membaca literatur yang relevan dan mencari informasi mendalam mengenai lokasi yang kami pilih,” ujar Erensa.

Tingkat kompetisi Internasional serta hadiah yang besar membuat Erensa dan tim termotivasi untuk mengikuti lomba tersebut. Selain itu, mereka juga terinspirasi oleh kakak tingkat mereka yang sebelumnya juga menjadi juara pertama dalam ajang ini.

Memilih tema pendidikan, Erensa dan tim mempersembahkan konsep “Agrinova” yang berhasil dilirik juri sebagai pemenang. Agrinova adalah bangunan pendidikan yang bertujuan memberdayakan masyarakat lokal di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur dengan meningkatkan keterampilan dan minat belajar agar dapat bersaing dengan pendatang baru.

“Ide kami didasari atas minimnya tingkat pendidikan warga lokal di sebuah kabupaten di Kalimantan Timur yang akan menjadi bagian ibu kota negara (IKN), sehingga mereka berisiko kalah saing dan tersingkirkan oleh penduduk baru," kata salah satu anggota lainnya, yakni Yuni.

"Kami mendesain bangunan yang diharapkan dapat meningkatkan skill yang sudah dimiliki penduduk asli dan meningkatkan minat belajar mereka agar dapat bersaing dengan pendatang baru. Idenya fokus ke pendidikan agrikultur dan perikanan, keahlian yang perlu dikembangkan untuk menopang kebutuhan pangan setempat,” sambung Yuni.

Bukan pertama kalinya Yuni dan tim memenangkan perlombaan. Mereka pun telah mendapatkan banyak pelajaran dari mengikuti berbagai kompetisi.

"Mengikuti lomba perancangan arsitektur memberikan pelajaran besar. Sebelumnya, kami mengikuti lomba tentang teknologi bangunan yang lebih terukur, sedangkan lomba ini lebih menantang karena sifatnya perancangan, kami perlu belajar dan mengulik kira-kira bagaimana juri ini melihat hasil desain ataupun karya kami," tambah Yuni.

Mereka pun berpesan kepada mahasiswa lain untuk pintar membagi waktu antara akademik dan lomba, karena mengikuti lomba membutuhkan komitmen yang serius. "Cari anggota yang komitmen sampai akhir karena kalau sudah demotivasi di tengah jalan akan sulit menyelesaikan proyek. Siapkan diri, waktu, dan cari teman yang satu tujuan," ucap salah satu anggota lainnya, Nayla.

"Harapannya, ilmu dan pencapaian yang didapat dari lomba ini dapat membantu di kemudian hari dan kesulitan yang dihadapi bisa menjadi pembelajaran untuk berkembang lebih jauh," pungkas Nayla

Reporter: Nur Asyiah (Rekayasa Pertanian 2021)