Tim Pengabdian kepada Masyarakat SAPPK ITB Adakan Sosialiasi Mitigasi Kebisingan
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Tim Pengabdian kepada Masyarakat Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan sosialisasi dan diskusi terkait mitigasi kebisingan dengan perwakilan pemerintah dan masyarakat yang terdampak kebisingan dari aktivitas pesawat di Kantor Kecamatan Cicendo.
Polusi suara atau kebisingan dapat secara signifikan menyebabkan penurunan kualitas hidup masyarakat, mengganggu kenyamanan lingkungan permukiman, serta berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan bagi penduduk di sekitarnya. Bandara Husein Sastranegara merupakan salah satu bandara yang dikelilingi oleh permukiman dan aktivitas masyarakat.
Berdasarkan pendataan tim Pengabdian kepada Masyarakat SAPPK ITB, terdapat 53 fasilitas pendidikan dan 2 fasilitas kesehatan di Kawasan Kebisingan Tingkat III serta 37 fasilitas pendidikan dan 4 fasilitas kesehatan di Kawasan Kebisingan Tingkat II yang berpotensi terganggu oleh aktivitas penerbangan. Oleh karena itu, tim Pengabdian kepada Masyarakat SAPPK ITB menyusun pedoman mitigasi kebisingan dari aktivitas bandar udara yang dapat digunakan oleh stakeholders pada daerah yang terdampak.
Kegiatan dibuka dengan pemaparan mengenai definisi dan ruang lingkup kawasan kebisingan dan opsi-opsi upaya mitigasi. Beberapa rekomendasi upaya mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kebisingan di dalam ruangan adalah menutup celah pintu dan jendela, menggunakan dinding kedap suara, menempatkan benda besar seperti rak buku di dekat tembok, serta memasang tirai di jendela untuk memecah gelombang suara sehingga tidak masuk ke ruangan.
Selain itu, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) juga dapat menjadi instrumen mitigasi kebisingan yang efektif, yakni dengan mengatur peruntukan kegiatan di sekitar bandara sesuai dengan ketentuan untuk meminimalisasi jumlah masyarakat yang terdampak. Pemerintah juga sebaiknya dapat menyediakan rambu-rambu yang dapat dipahami masyarakat terkait peringatan tingkat kebisingan di sekitar bandar udara agar masyarakat dapat menyesuaikan kegiatan yang akan dikembangkan di wilayah tersebut seperti yang telah diimplementasikan oleh Bandara Internasional Toronto, Kota Mississauga, Kanada.
Saat sesi diskusi, peserta sangat antusias menceritakan upaya yang selama ini telah dilakukan untuk memitigasi kebisingan. Selain melakukan upaya mitigasi dari dalam rumah seperti meletakkan furnitur dekat dengan tembok rumah, masyarakat juga percaya bahwa menanam pohon dapat menurunkan getaran suara yang masuk ke dalam rumah. Mereka berharap agar kebisingan dapat dikurangi sehingga tidak mengganggu aktivitas dan kesehatan mereka di masa mendatang, meskipun mereka memiliki mekanisme adaptasi sehingga dapat hidup berdampingan dengan sumber kebisingan.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menghasilkan Buku Saku Mitigasi Kawasan Kebisingan di Sekitar Bandar Udara yang dapat digunakan baik oleh masyarakat di sekitar Bandar Udara Husein Sastranegara maupun bandar udara lainnya di Indonesia.
Reporter: Erika Winfellina Sibarani (Matematika 2021)