Ubah Getaran Angin Jadi Listrik, Tim Vorione ITB Juara 2 Launchpad for Innovation and Future Thinking 2024

Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Empat mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional pada “Launchpad for Innovation and Future-Thinking (LIFT)” yang diselenggarakan Lestari Pijar Foundation.

Mereka adalah Garnish Azlia Rizkitaramadhari, Jessica Athalia Moelia Sapoetra, dan Archangela Danna Tetriana (Teknik Mesin Angkatan, 2021), serta Jessica Stevanie (Manajemen Rekayasa, 2022). Keempatnya tergabung dalam tim Vorione ITB. Dengan ide kreatif yang mengubah getaran angin menjadi energi listrik, tim tersebut berhasil bersaing dengan inovator-inovator muda Indonesia dan sukses memperoleh juara dua nasional.

Kegiatan ini merupakan sebuah ideation challenge program bagi inovator-inovator muda Indonesia untuk membawa solusi yang sustainable dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Challenge dalam program ini dibagi menjadi dua, yaitu "Sustainable Tourism in Indonesia: Balancing Development and Preservation" dan "Achieving Low Carbon with Energy Transition". Memilih topik challenge kedua, Tim Vorione ITB berfokus pada inovasi energi terbarukan serta efisiensi dan konservasi energi.

Bermula dari keprihatinan terhadap keterbatasan akses energi listrik di daerah 3T Indonesia serta potensi energi angin yang melimpah, Tim tersebut terdorong menggali lebih dalam mengenai konversi energi angin menjadi listrik.

   

“Di bawah bimbingan Bapak Rianto Adhy Sasongko, S.T., M.Sc., Ph.D., Prof. Dr. Ir. Leonardo Gunawan, dan Dr. Ir. Arwindra Rizqiawan S.T., M.T., kami berhasil mengembangkan teknologi yang mampu mengubah getaran angin menjadi energi listrik. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan energi di daerah terpencil,” ujar Garnish, ketua Tim Vorione ITB.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tim Vorione ITB menunjukkan bahwa prototipe turbin angin yang mereka kembangkan mampu menghasilkan listrik yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di daerah terpencil. Selain itu, teknologi ini dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan energi terbarukan.

Persiapan lomba dimulai dengan membagi tugas antara teknis dan nonteknis. Komunikasi yang baik antar anggota tim memastikan semua tugas selesai tepat waktu.

“Proses dimulai dari pendaftaran dan pembuatan pitch deck yang dibagi sesuai keahlian masing-masing. Selama workshop dan mentoring, kami saling mendukung dan memastikan tim tetap sejalan, serta terus melakukan perbaikan berdasarkan feedback,” ujar Jessica.

Tim menekankan bahwa diskusi rutin merupakan kunci keberhasilan mereka. Diskusi dilakukan untuk mematangkan pemahaman akan ide yang mereka angkat serta untuk mempersiapkan sesi tanya jawab dengan baik.

“Perjalanan kami dalam mengikuti lomba ini tidak selalu mulus. Ada banyak tantangan dan rintangan yang harus kami hadapi. Namun, dengan semangat yang tinggi dan dukungan dari semua pihak, kami berhasil mengatasi semua kesulitan itu. Maka dari itu, jangan pernah menyerah pada impianmu. Teruslah berinovasi dan berkarya. Siapa tahu idemu bisa memberikan dampak positif bagi banyak orang,” ujar Archangela.

Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)