Usulkan Efisiensi Produksi Bioetanol, 2 Mahasiswa Teknik Kimia Juara 2 Lomba Problem Solving IChEC 2025
Oleh Luisa Carmel - Mahasiswa Teknik Kimia, 2021
Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id — Dua mahasiswa Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung (ITB), Mia Nuramalia Aim dan Ariq Ramadhan Teruna menjadi juara 2 dalam lomba Problem Solving Indonesia Chemical Engineering Challenge 2025 yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia ITB (HIMATEK-ITB), Sabtu (8/2/2025) dan Minggu (9/2/2025).
Lomba yang bekerja sama dengan PT Pertamina New & Renewable Energy ini menuntut peserta mengajukan suatu solusi yang didukung dengan argumen dan keilmuan yang relevan untuk mengatasi permasalahan yang diberikan.
Tim yang menyebut diri mereka “Pinnacle” ini mengusulkan proses produksi bioetanol dari umpan Tandan Kosong Sawit (TKS) dengan teknologi simultaneous saccharification and fermentation (SSF) di Dumai, Riau. Mereka mengungkapkan bahwa solusi yang diajukan memiliki kelebihan dalam hal ketersediaan sumber daya TKS yang melimpah dan efektivitas proses yang ditawarkan dengan integrasi reaktor untuk proses sakarifikasi dan fermentasi sekaligus. Solusi ini menawarkan kemudahan rantai pasok bahan baku serta mengurangi biaya modal dan operasional yang dibutuhkan.
Mia mengatakan bahwa keikutsertaan dalam lomba ini menjadi tantangan tersendiri baginya dan Ariq. Sebagai mahasiswa Teknik Kimia spesialisasi Teknologi Kimia Umum (TKU), mereka harus belajar dari awal mengenai ilmu bioproses yang termasuk kompleks dengan bimbingan Ardiyan Harimawan, S.T., M.Eng., Ph.D.
“Bioproses itu ternyata sekompleks itu. Sejujurnya masih banyak gak ngertinya, tapi setelah ikut lomba ini setidaknya aku jadi tahu kata inokulum,” ujar mia. Selain itu, mereka juga belajar cara melakukan simulasi Teknik Kimia dan evaluasi keekonomian pabrik, lalu membandingkan hasil yang diperoleh dengan keadaan di dunia nyata untuk memastikan relevansinya.

Dari lomba ini, Mia mendapatkan pelajaran untuk tidak pernah menyerah pada keadaan, terutama sebelum melakukan sesuatu. Awalnya, Pinnacle merasa pesimistis ketika mengetahui peringkat full paper mereka paling rendah di antara finalis yang lain. Namun, usaha dan penyampaian yang baik di babak final dapat membantu mereka mendapatkan hasil yang maksimal.
“Pernah membaca quote ini di internet: the success in one’s life is determined by (1) how you speak, (2) what you write, and (3) how brilliant your ideas are, in that order (Patrick Winston). Intinya tidak hanya tentang konten, tapi juga cara mempresentasikannya di depan juri sehingga mereka percaya apa yang kami percaya. Karena kalau kita sendiri tidak percaya dengan hasil sendiri, ya siapa lagi?” ujar Ariq.
Reporter: Luisa Carmel (Teknik Kimia, 2021)