Valorisasi dan Inovasi Bisnis Minyak Atsiri
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id–Kelompok Keahlian Argoteknologi dan Teknologi Bioproduk, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB mengadakan webinar mengenai valorisasi dan strategi bisnis inovatif minyak atsiri pada Sabtu, 25 Juli 2020. Webinar ini bertujuan untuk menjembatani akademisi dengan para praktisi sehingga penelitian yang dilakukan oleh akademisi dapat bersinergis dengan praktisi. Harapannya webinar ini dapat membangkitkan industri berbasis minyak atsiri di Indoneisa.
Minyak atsiri adalah suatu jenis minyak yang berasal dari bahan nabati. Minyak atsiri bersifat mudah menguap pada suhu kamar, tidak mengalami penguraian apabila dibiarkan di udara terbuka, dan mempunyai aroma khas tanaman yang tergantung dari komposisinya. Minyak ini memiliki banyak manfaat sehingga banyak digunakan oleh industri. Minyak atsiri umum digunakan untuk personal care, fungsi farmakologis, maupun keperluan rumah tangga.
Namun, banyak kendala yang perlu dihadapi dalam memulai usaha di bidang minyak atsiri. Salah satu kendala tersebut adalah sistem produksi, yang terletak pada investasi alat yang tidak sesuai kebutuhan dan teknik pengoperasian alat yang belum sempurna. Kendala-kendala di atas dapat menyebabkan rendemen minyak atsiri yang dihasilkan rendah dan kualitas minyak atsiri yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar pasar.
“Jangan sampai kita memproses minyak atsiri yang redemennya rendah, harganya tidak terlalu mahal, tapi kita menyulingnya sedikit demi sedikit dan dijualnya dengan harga curah. Jelas itu tidak akan masuk secara ekonomi,” ucap Dian Adhy Feryanto, S.T., pemilik CV Pavettia Kurnia Atsiri saat menjadi pembicara webinar tersebut.
Agar kualitas minyak atsiri sesuai dengan kualitas yang diinginkan pasar, kontrol kualitas minyak atsiri perlu dilakukan. Kontrol kualitas ini terbagi menjadi tiga aspek, yaitu organoleptik, properti kimia, dan properti fisika.
“Pada setiap tahapan proses ini, masalah QC (Quality Control), dari mulai penerimaan bahan baku, kemudian pada saat proses, sampai menjelang produk itu dikirimkan kepada konsumen. Hal itu memerlukan suatu pengujian-pengujian agar dipastikan mutunya sesuai,” ujar Ir. Acep Sutiana, Direktur Operasional PT Sinkona Lestari Indonesia.
Selain kontrol kualitas, peningkatan nilai tambah atau valorisasi minyak atsiri juga penting diterapkan agar dapat memaksimalkan manfaat yang bisa didapatkan dari proses pengolahan minyak atsiri. Valorisasi minyak atsiri ini dapat dilakukan dengan menggunakan proses biorefinery.
“Konsep biorefinery itu ada empat kata kuncinya. Pertama, kita mengoptimasi sumber daya alamnya. Kedua, kita meminimalisir limbah yang dihasilkan. Ketiga, kita memaksimalkan keuntungan atau manfaat yang bisa didapatkan dari tanaman tersebut dan akhirnya, bagaimana kita bisa melakukan pembangunan yang berkelanjutan,” tambah Dr. Muhammad Yusuf Abduh, Ketua Program Studi Rekayasa Hayati ITB.
Peningkatan perolehan minyak atsiri dapat dilakukan dengan menggunakan jamur. Hal ini dibuktikan oleh Rian Fiqraini, sebagai pemenang kompetisi poster mengenai valorisasi minyak atsiri. Ia melakukan penelitian mengenai peningkatan perolehan minyak atsiri daun spearmint (Mentha spicata) dengan perlakuan awal biodegradasi lignoselulosa oleh jamur aspergillus amamori menggunakan metode soxhlet.
Penelitiannya ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan pasar akan minyak atsiri terutama spearmint yang semakin meningkat. Spearmint digunakan sebagai bahan baku minyak wangi, kosmetik, dan aroma terapi. Namun, pengolahan minyak spearmint masih tergolong konvensional sehingga perolehannya rendah. Hasil dari penelitian ini adalah fermentasi pada hari kesembilan menghasilkan minyak spearmint sebesar 450,46% dibanding kontrol.
“Sedangkan, komposisi minyak spearmintnya sangat dipengaruhi oleh beberapa kondisi, terutama yang saya highlight, yaitu fermentasi, ekstraksi, dan pengeringan. Selain itu, kadar lignoselulosanya itu sangat beragam, namun mengalami penurunan dari waktu ke waktu,” tutur Rian.
Webinar ini ditutup dengan demonstrasi pembuatan homemade toilet cleaner dan refreshing spray oleh Sophie Anggita R., S.T., Direktur Operasional PT Bio Proshafa Karya. Keunggulan pembersih toilet dari minyak atsiri ini adalah natural, wangi, dapat memecah kotoran yang telah berkerak, dan aman untuk septic tank.
Pembersih toilet ini hanya menggunakan empat bahan, yaitu baking soda, cuka, minyak lavender, dan tree tea oil. Selanjutnya, alumni Rekayasa Hayati ITB ini mendemonstrasikan pembuatan refreshing spray. Spray ini berfungsi untuk mengembalikan kesegaran, mendinginkan tubuh, dan meningkatkan mood. Bahan-bahan yang digunakan hanyalah minyak lemon, minyak rosemary, air, ekstrak witch hazel. Spray ini tidak menggunakan alkohol agar kulit tidak kering.
“Untuk mengintergrasikan minyak atsiri sebagai bagian dari lifestyle, caranya banyak, bisa dengan health care, body care, mental health care juga bisa untuk relaksasi, dan household care, seperti yang saya demonstrasikan,” ungkap Sophie.
Reporter: Michael Widjaja (Teknik Pertambangan, 2016)