Webinar SAPPK ITB Eksplorasi Peradaban Jomon di Jepang

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id – Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB), mengadakan webinar dengan topik "Harnessing Urban and Regional Resilience in the Era of Global Crises”, Rabu (30/8/2023). Acara ini diselenggarakan secara bauran di Ruang JFP Lt. 2 Labtek IXA SAPPK ITB serta melalui platform Zoom Meeting.

Salah satu pemateri dalam agenda ini adalah Associate Professor di School of Social Sciences Waseda University, Dr. Riela Provi Driandra. Dia menjelaskan penelitiannya saat ini yang sedang berlangsung adalah The Jomon Exploration Project.

Dr. Riela menyoroti pentingnya melestarikan situs arkeologi perkotaan dan bagaimana hal tersebut dapat meningkatkan ketahanan perkotaan dan masyarakat dalam menghadapi krisis global seperti pandemi COVID-19, kebakaran hutan, inflasi pangan, dan energi.

Penelitiannya menunjukkan bahwa peradaban Jomon pada masa lalu memiliki sistem pengelolaan pangan yang terorganisir dengan baik, berbeda dengan asumsi bahwa manusia pada masa itu selalu berpindah-pindah mencari sumber daya baru.

Mereka justru merencanakan dengan cermat penggunaan sumber daya makanan untuk tinggal lebih lama di suatu tempat.

Penemuan di situs-situs arkeologi ini juga menunjukkan bahwa daratan yang pernah dihuni oleh peradaban Jomon, kemudian tetap terus dihuni oleh peradaban berikutnya yang belajar cara bercocok tanam dan memelihara hewan. Dr. Riela sangat terkesan dengan temuan-temuan ini dan memandangnya sebagai salah satu peradaban paling berkelanjutan dalam sejarah Jepang.

Lebih lanjut, Dr. Riela berbagi temuan dari dua situs arkeologi, yaitu Jomon Village di Tokyo dan Casarisoman di Chiba.

“Kedua situs ini memiliki peran penting dalam menjaga keanekaragaman hayati perkotaan dan mengurangi panas kota. Jomon Village bahkan memiliki efek pendinginan yang membantu melawan panas musim panas di Tokyo,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Dr. Riela juga menyoroti peran penting komunitas dalam melestarikan situs arkeologi ini. Masyarakat lokal dan sukarelawan berperan dalam memahami kebijaksanaan kuno serta keterampilan dasar bertahan hidup yang diajarkan di situs-situs ini.

Pemaparan yang diberikan Dr. Riela dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana masa lalu dapat memberikan panduan untuk masa depan. Termasuk dengan penekanan pada pentingnya melestarikan situs arkeologi perkotaan dan memanfaatkannya.

“Situs arkeologi perkotaan telah memainkan peran penting dalam meningkatkan ketahanan kota-kota. Menjaga situs arkeologi tetap relevan dengan gaya hidup modern akan memberikan manfaat bagi kota-kota dan komunitas baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” pungkas Dr. Riela.

Penulis: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota 2019)