Webinar SAPPK ITB: Refleksi Pembangunan IKN dari Perspektif Lingkungan dan Kelembagaan

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id–Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) kembali menggelar rangkaian webinar dengan tema Sustainable Development in Built Environment pada Kamis (6/7/2023) lalu.

Webinar kali ini mengangkat topik pembahasan terkait “Refleksi Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dari Perspektif Lingkungan dan Kelembagaan”. Webinar seri ke-4 tersebut dipandu dosen SAPPK ITB, Ir. Tubagus Furqon Sofhani, M.A., Ph.D.

Prof. Ir. Djoko Santoso Abi Suroso, Ph.D., sebagai Ketua Kelompok Keahlian Perencanaan Wilayah dan Perdesaan SAPPK ITB dalam sambutannya menyampaikan bahwa webinar ini diselenggarakan dalam konteks memberikan perspektif kritis tentang pembangunan IKN karena dirasa masih perlunya pembahasan mengenai pro dan kontra pengembangan IKN. “Harapannya dengan adanya forum ini dapat men-trigger riset yang lebih mendalam,” pungkasnya. Sementara itu, Dekan SAPPK ITB, Prof. Dr. Sri Maryati, S.T., M.I.P., menyampaikan terima kasih kepada para narasumber yang telah berkenan hadir pada webinar kali ini.

Sesi pertama diisi oleh pemaparan dari Prof. Bambang Brodjonegoro, S. E., M.U.P., Ph.D., sebagai Guru Besar FEB Universitas Indonesia. Prof. Bambang membawakan materi mengenai “Tantangan Kebijakan dan Tata Kelola Pembangunan IKN Menuju Sustainable dan Smart City”.

Prof. Bambang membahas mengenai rencana penerapan aspek keberlanjutan dan cerdas pada IKN berupa Forest City (Kota Hutan IKN), Sponge City (Kota Spons IKN), Smart City (Kota Cerdas IKN), dan Circular City (Kota Sirkuler IKN). “Jangan sampai pindah ibu kota ini cuma pindah kantor atau pindah rumah. Harus ada yang new attitude, new behaviour, dan new system,” pesan Prof. Bambang sekaligus menutup sesi pertama.

Sesi kedua dilanjutkan oleh Dr. Ir. Andang Bachtiar, M.Sc., yang merupakan Dosen Teknik Geologi Universitas Diponegoro. Dr. Andang membawakan materi mengenai “Kondisi Geologi IKN sebagai Bagian dari Daya Dukung Lingkungan Fisik dan Aspek ‘Hazard-nya’”. Terdapat satu kalimat menarik yang disampaikan yaitu, “Kita ini perlu melihat apa yang kita pijak dan di dalam buminya sebelum kita jalan jauh melangkah.”

Setelah pemaparan dari dua narasumber, terdapat sesi tanya jawab yang dibuka bagi peserta. Terdapat setidaknya tiga peserta webinar yang bertanya mengenai topik yang berbeda, mulai dari dampak fiskal dari pembangunan IKN, daya dukung lingkungan, hingga kelembagaan.

Webinar kembali dilanjutkan dengan pemaparan dari narasumber ketiga yaitu Saut Aritua Hasiholan Sagala, S.T., M.Sc., Ph.D., Dosen SAPPK ITB dengan tema “Sustaining Resilient City Approach, Implication to Capital City”. Fokus yang disampaikan Saut ialah membahas resilient dari berbagai pendekatan, mulai dari sosial kependudukan, risiko bencana, hingga perencanaan infrastruktur.

Sesi terakhir dibawakan oleh Dosen SAPPK ITB lainnya Prof. Dr. Delik Hudalah, S.T., M.T., M.Sc., yang memiliki banyak publikasi riset khususnya di bidang metropolitan. Prof. Delik membawakan materi “Building a capital city, carving out legacies?” yang lebih berfokus pada aspek politik. Terdapat tiga poin bahasan utama mengenai argumen legasi dari IKN itu sendiri yaitu IKN sebagai megaproyek monumental, IKN sebagai representasi modernisasi, dan IKN sebagai simbol dari nasionalisme.

Reporter: Camilla Rosanti Budimansyah (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)