Webinar Smart X ITB: Strategi Membangun Kecerdasan Indonesia di Era Transformasi Digital
Oleh Angra Eni Saepa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama sejumlah pemangku kepentingan nasional menggelar webinar bertajuk “Membangun Kecerdasan Indonesia: Transformasi Digital Bermakna” sebagai bagian dari Program Magister Smart X pada Kamis (6/3/2025). Diskusi yang berlangsung secara daring ini menghadirkan pakar dari berbagai bidang untuk mengupas strategi nasional dalam mengembangkan kecerdasan buatan (AI), digitalisasi, dan inovasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta pembangunan berkelanjutan.
Acara ini dihadiri Prof. Suhono Harso Supangkat (Kepala Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas), Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T. (Rektor Institut Teknologi Bandung), Meutya Hafid (Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia) yang diwakili oleh Yustina Dwiratna, Prof. Brian Yuliarto, Ph.D. (Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi), serta Dr. Tauhid Nur Azhar, M.Kes. (Dewan Pakar Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas-APIC). Masing-masing pembicara menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan ekosistem kecerdasan nasional yang tangguh.
Kerangka AI Nasional untuk Pembangunan
Prof. Suhono Harso Supangkat memaparkan kerangka kerja untuk mengintegrasikan AI dalam berbagai sektor strategis, termasuk pertanian, kesehatan, transportasi, dan pertahanan, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Kerangka ini menitikberatkan pada pengumpulan data melalui sensor dan Internet of Things (IoT), analisis berbasis AI, serta implementasi solusi yang sejalan dengan tujuan konstitusional Indonesia. Beliau juga menegaskan bahwa AI hanyalah satu aspek dari kecerdasan yang perlu dikembangkan, dengan peran Kementerian Komunikasi dan Infrastruktur Digital menjadi kunci dalam penyediaan pusat data dan infrastruktur digital yang andal.
Kecerdasan Sosial dan Pendidikan Digital
Dalam sambutannya, Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T. menyoroti perlunya ekosistem cerdas—ekosistem yang tidak hanya berbicara tentang kecerdasan dalam arti individual, tetapi juga mencakup kecerdasan dalam semua tingkat abstraksi, mulai dari individu, organisasi, hingga tatanan sosial dan kebangsaan. Beliau menekankan pentingnya redefinisi peran utama manusia dalam transformasi digital.
"Manusia tidak boleh sekadar menjadi pengguna teknologi, melainkan harus menjadi arsitek dari perubahan itu sendiri. Oleh karena itu, kita harus membangun paradigma baru yang menempatkan manusia sebagai pemimpin inovasi, pengelola kompleksitas, dan penjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam interaksi dengan teknologi,” ujarnya.
Beliau juga menyampaikan bahwa ITB berkomitmen untuk berkontribusi dalam pengembangan inovasi melalui riset dan pendidikan yang adaptif, salah satunya melalui Pusat AI dan Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas (PIKKC), serta Pusat Kolaborasi Riset AI untuk Smart X bersama BRIN.
Strategi Transformasi Digital dan Tantangan Infrastruktur
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid diwakili Yustina Dwiratna, M.Si., menyampaikan strategi dan tantangan transformasi digital Indonesia. Beliau mengungkapkan bahwa meskipun penetrasi internet telah mencapai 79% populasi (221 juta orang), masih terdapat kesenjangan infrastruktur di wilayah 3T. Selain itu, kebutuhan talenta digital Indonesia diprediksi mencapai 12 juta orang pada 2030, namun saat ini baru tersedia 1,1 juta tenaga kerja di sektor ini. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mengembangkan infrastruktur digital, program pelatihan, serta menciptakan ekosistem digital yang aman. Beliau juga menegaskan keterbukaan kementerian untuk berkolaborasi dengan ITB dalam program pelatihan dan sertifikasi digital, khususnya dalam analisis data dan keamanan siber.
Pendidikan Tinggi sebagai Kunci Masa Depan Digital
Prof. Brian Yuliarto, Ph.D., dari Kemendiktisaintek menyoroti pentingnya pendidikan dalam membangun kecerdasan Indonesia. Beliau menekankan tiga fokus utama: memperkuat pertahanan melalui swasembada, mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan, dan mempromosikan hilirisasi industri. Salah satu strategi utama adalah modernisasi kurikulum universitas dengan AI dan ilmu data, serta peningkatan investasi penelitian untuk mengubah Indonesia dari sekadar konsumen menjadi produsen teknologi.
Kecerdasan Kolektif dan Masa Depan AI
Dr. Tauhid Nur Azhar membahas peran kecerdasan kolektif dalam membangun ekosistem cerdas yang sistematis dan terstruktur. Beliau menyoroti bagaimana kecerdasan kolektif telah lama diterapkan di alam dan dapat diadaptasi dalam strategi pembangunan nasional. Dalam konteks AI, Tauhid menekankan perlunya pendekatan terdesentralisasi, yang setiap wilayah memiliki pusat AI sendiri untuk meningkatkan otonomi dan efisiensi pengelolaan teknologi. Beliau juga menyoroti potensi AI dalam sektor kesehatan, seperti telemedicine dan sistem pendukung klinis, serta pentingnya kepercayaan masyarakat terhadap teknologi ini.
Masa Depan Kecerdasan Indonesia
Forum ini menegaskan bahwa keberhasilan Indonesia dalam menghadapi tantangan transformasi digital bergantung pada kolaborasi yang erat antara akademisi, pemerintah, dan industri. Dengan memperkuat infrastruktur digital, meningkatkan kapabilitas talenta digital, serta mengembangkan AI yang selaras dengan kebutuhan masyarakat, Indonesia berpotensi menjadi ekosistem cerdas yang adaptif dan berdaya saing tinggi. ITB dan para pemangku kepentingan berkomitmen untuk terus berinovasi dan bersinergi guna membangun kecerdasan nasional yang berkelanjutan, inklusif, dan berbasis nilai kemanusiaan.
Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)