Wisuda Juli 2016 ITB: Momen Refleksi dan Perayaan Kader Ganesha

Oleh Okta Indah Sulistyorini

Editor Okta Indah Sulistyorini

BANDUNG, itb.ac.id - Parade Wisuda Juli 2016 yang menjadi penutup dari rangkaian pelepasan wisudawan Tahun Akademik 2015/2016 masih menyisakan gegap gempita bagi setiap pihak yang terlibat di dalamnya. Sebanyak 32 himpunan berlaga dalam memberikan apresiasi tertinggi pada wisudawan mereka yang telah menempuh dan menyelesaikan studi sarjana (S1) pada Sabtu (30/07/16) kemarin di kampus ITB Ganesha. Mengantarkan mahasiswa menuju jenjang yang lebih tinggi, prosesi wisuda ITB selalu mengundang ribuan pasang mata sebagai saksi dari perhelatan tiga kali dalam setahun ini. Diantara 1172 mahasiswa Program Sarjana yang dilepas melalui Sidang Terbuka Wisuda Juli 2016, salah satunya adalah Muthi'a Jamilatuzzuhriya Mahya (Teknik Geofisika 2012).

Muthi'a yang lebih akrab dikenal sebagai Mila ini merupakan wisudawan pertama dari program S1 Teknik Geofisika angkatan 2012 yang juga pernah meraih titel Mahasiwa Berprestasi (Mapres) tingkat Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB tahun 2015. Pada Minggu (31/07/16) yang cerah, satu hari setelah resmi memegang gelar sarjana teknik dari ITB, Mila membagikan kebahagiaan dan inspirasi selama belajar di kampus Ganesha hingga akhirnya menamatkan jenjang S1 melalui sesi wawancara dengan Kantor Berita ITB.

Rayakan Momen Refleksi

Dari sudut pandang Mila sebagai salah satu wisudawan yang mengikuti sidang di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), tidak ada kata yang lebih tepat dalam menggambarkan perasannya di hari wisuda selain bahagia dan haru. Prosesi doa yang ditutup dengan kalimat "Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan petunjuk-Nya bagi kita semua," menjadi salah satu momen yang paling berkesan untuk Mila. Satu lagi mata acara yang paling berkesan yaitu ketika Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB (WRAM), Prof. Ir. Bermawi Priyatna Iskandar, M.Sc., Ph.D., membacakan kesan pesan dari para wisudawan yang dihimpun melalui kuesioner oleh ITB sendiri. Kesan pesan tersebut ditulis langsung oleh para wisudawan dengan begitu apa adanya dan berhasil mencairkan suasana di dalam Sabuga ketika dibacakan langsung oleh Prof. Bermawi.

Bagi Mila, wisuda merupakan momen refleksi sekaligus perayaan, yaitu saat seorang wisudawan dapat menengok kembali usaha dan perjuangan yang telah dilewati selama bertahun-tahun di kampus ITB dan merayakan perjuangan itu pada suatu hari besar yang ditunggu-tunggu. Wisuda juga dapat diartikan sebagai pengingat bahwa bagian kehidupan setelahnya merupakan titik balik seseorang untuk lebih banyak berjuang dan menghadapi hal-hal yang benar-benar baru, baik itu dalam rangka berkontribusi mengamalkan ilmu pengetahuan yang telah didapat atau mengejar cita-cita pribadi yang telah lama dipendam. Mila, yang bercita-cita melanjutkan studi hingga tingkat doktoral (S3) dan menjadi seorang dosen, menambahkan bahwa perjuangan yang akan dihadapi tiap lulusan pasca wisuda merupakan tantangan yang sebenarnya.

Target dan strategi sebagai kunci kesuksesan

Sembari menceritakan perjalanannya selama menjadi mahasiswa S1 di Teknik Geofisika ITB, Mila menegaskan bahwa bekal terpenting yang wajib dimiliki seorang mahasiswa adalah sikap berkomitmen pada target yang sudah dirancang saat berkuliah maupun berkemahasiswaan. "Target sangat penting untuk dibuat, karena tanpa target hidup akan seperti mengalir begitu saja dan bisa jadi kita malah meraih apa yang dibawah kemampuan kita karena kita tidak memulainya dengan memasang target," ungkap Mila. Jangan takut untuk memulai target, "Gak apa-apa kok, misalnya kamu masih tingkat satu tapi kamu sudah membuat target untuk lulus pada tahun sekian dengan IPK sekian," ujar Mila.

Selanjutnya, rancangan strategi sedetail mungkin juga diperlukan agar target yang telah direncanakan dapat tercapai dan terukur. Komitmen juga harus disematkan dengan erat pada target, karena betapapun hebatnya target yang dirancang, tidak akan tercapai tanpa adanya kesetiaan dan keinginan dalam meraih target tersebut. "Jangan lupa untuk mencari teman sebanyak-banyaknya. Kampus ITB ini sangat bisa mengakomodasi mahasiswanya untuk mengenal banyak orang dari bermacam-macam background, jadi gunakan kesempatan ini untuk membuka pikiran melalui jaringan pertemanan," tutup Mila mengakhiri sesi wawancara.