Workshop GN-KPA 2018 Angkat Peran Perguruan Tinggi dalam Penyelamatan Air

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id -- Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan diharapkan mempunyai peran nyata dalam perlindungan dan optimalisasi fungsi sungai, situ, danau, embung, waduk (SSDEW) dan sumber air permukaan lainnya. Sebab berdasarkan data tahun 2017, SSDEW yang ada di Indonesia terus mengalami penurunan baik secara jumlah maupun secara luasan.

Topik tersebut diangkat dalam workshop Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) tahun 2018 yang digelar di Aula Timur Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganesha, Kota Bandung selama dua hari, 31 Juli -1 Agustus 2018. Dalam workshop kali ini juga dilakukan penandatanganan naskah kesepakatan oleh 36 perguruan tinggi dalam penanggulangan dan optimalisasi fungsi SSDEW.

Ketua pelaksana acara tersebut, Ir. Lukman Hakim, M.Sc mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh sampai tahun 2017, SSDEW yang ada di Indonesia terus mengalami penurunan baik secara jumlah maupun secara luasan. Berkurangnya jumlah dan luasan tersebut dipengaruhi oleh alih fungsi akibat penguasaan lahan oleh suatu badan atau perorangan. Hal tersebut mengindikasikan lemahnya pengendalian pemanfaatan ruang dan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bencana tata ruang.

"Kegiatan pagi hari ini memiliki acara inti penanda tanganan kesepakatan dari 36 perguruan tinggi yang diawali deklarasi peran nyata perguruan tinggi dalam perlindungan dan optimalisasi fungsi SSDEW," kata Ir. Lukman Hakim yang juga staf ahli Kementrian PUPR di bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan.

Lukman mengatakan, maksud kegiatan ini adalah sebagai salah satu persiapan lapangan dan revitalisasi GN-KPA dalam rangka memperkuat peran pemerintah, perguruan tinggi, badan usaha, dan beberapa komunitas yang peduli dalam penyelamatan sumber daya air. "Semoga melalui workshop ini dapat bermanfaat dalam melestarikan lingkungan dan menghasilkan upaya efektif dalam pemanfaatan kawasan SSDEW," ucapnya.

Adapun implementasi dari program tersebut di perguruan tinggi ialah dalam kuliah kerja nyata (KKN), praktek kuliah lapangan, kegiatan orientasi mahasiswa baru dan kegiatan tri dharma perguruan tinggi. Dia mengharapkan di masa mendatang kerjasama ini dapat melibatkan lebih banyak pihak terutama Kementerian Pertanian, Kementerian Desa dan Transmigrasi dalam hal pengelolaan embung. Sebab embung memiliki peran penting dalam penyediaan air bagi masyarakat desa, terutama di wilayah Indonesia bagian Timur.

Sementara itu Rektor ITB, Prof. Dr. Ir Kadarsah Suryadi, DEA dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran air dalam indeks pembangunan manusia. Air kata Rektor, tidak hanya berperan dalam sumber energi tetapi juga berperan dalam bidang kesehatan.

"Kesehatan itu sangat penting dan tanpa air tidak mungkin kita sehat. Setiap hari semua orang minum, butuh air. Tanpa sanitasi yang bersih kita tidak bisa mandi, oleh karena itu air komponen penting dari indeks pembangunan manusia yang kedua," katanya. 

Rektor menyampaikan apresasi yang setinggi-tingginya pada GN-KNA yang telah mengawal pentingnya air untuk kita semua selama ini. Ia berharap, pertemuan kali ini bisa memberikan manfaat yang setinggi-tingginya untuk masyarakat, bangsa, negara dan dunia.

Hadir sebagai narasumber dalam workhsop tersebut yaitu, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah I Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Drs. Nyoto Suwignyo, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dr. Ir. Danis H Sumadilaga, M. Eng.Sc., Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti Prof. Dr. John Hendri, MS., dan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Johozua Max Yoltuwo.