Orasi Guru Besar Emeritus Profesor M. T. Zen
Oleh habiburmuhaimin
Editor habiburmuhaimin
BANDUNG, itb.ac.id- Dimasa kecil, penulis sering diceritakan oleh ayah tentang kebangkitan Asia, dan dia mulai menceritakan tentang Dairen dan Port Arthur, koloni Rusia yang direbut oleh Jepang di tahun 1905. Kalimat tersebut merupakan kalimat pertama buku "Membangun Masyarakat dengan Sistem Perekonomian Berbasiskan Pengetahuan" karangan Profesor M. T. Zen yang dibagikan kepada pengunjung pada acara Orasi Ilmiah oleh Guru Besar Emiritus Teknik Geofisika ITB. Hal tersebut kiranya menjadi titik awal yang melatarbelakangi beliau menelaah secara mendasar pendidikan di Indonesia. Acara yang dihadiri oleh para guru besar dan elemen kampus lainnya ini diselenggarakan di Balai Pertemuan Ilmiah ITB, Jumat (24/10). Acara orasi dimulai pukul 14.00 hingga 16.00 yang dibagi menjadi dua sesi, yaitu pemaparan oleh M. T. Zen dan tanggapan pengunjung.
Beliau mengungkapkan industri IT (Information Technology), ICT (Information and Communication Technology), dan software merupakan industri yang paling pesat perkembangannya. Perusahaan tersebut semakin manambah keuntungan dengan melakukan outsourcing, dimana biaya produksi dan biaya jasa dapat ditekan menjadi sangat rendah dan lebih sering daripada tidak, kualitas pekerjaan sekurang-kurangnya sama dengan di negeri asal, bahkan lebih. Pada masa ini, Indonesia, seperti kata beliau, jangan mau kalah. Pada seminar ITB 2005 di BPI, M. T. Zen menyatakan pembentukan software house mutlak diperlukan di Indonesia. Beliau mengkaitkan hal tersebut dengan kebangkitan Asia untuk Indonesia berani tampil. Jepang setelah menyerang pangkalan laut Amerika, Pearl Harbour, luluh lantak dibumihanguskan oleh Amerika tahun 1945. Namun, tahun 1960 Jepang bangkit dan bertahan hingga sekarang sebagai negara maju. Taiwan di tengah ancaman besar China berhasil menduduki peringkat ke-4 dunia dalam nilai produksi industri IT. Banyak lagi contoh yang diberikan oleh penggagas dan pendiri Jurusan Teknik Geofisika ITB ini, antara lain terbangunnya sistem perekonomian pasar terbuka yang cepat dan luas di China dan keberhasilan India memicu pengembangan lembaga-lembaga research dan perguruan-perguruan tinggi pemerintah India serta berhasil "mencuri"pengetahuan dari negara maju.
Kemajuan negara-negara asia tersebut merupakan akibat keberhasilan mereka bertransformasi menuju ke Knowledge Based Economy (KBE). KBE merupakan implementasi Knowledge Society ke kegiatan ekonomi secara riil. Knowledge Society sendiri merupakan istilah yang pertama kali diungkapkan oleh Robert E Lane (1966), dimana semakin bertambahnya relevansi antara masyarakat dengan perkembangan sains dan teknologi. Dalam bukunya, KBE tidak mungkin direduksikan hingga menjadi satu sektor saja, seperti dot.coms, atau sektor IT.
Untuk Indonesia, sedikitnya literatur tentang IT, ICT, dan software yang signifikan menjadi salah satu penghalang menjadikan Indonesia menjadi negara KBE. Tidak meratanya penduduk, menurut penghobi scuba diving ini, bisa dijadikan stimulus untuk berlomba ke arah kemajuan antar propinsi jika ada arahan dari pemerintah. Bussiness Monitor International (BMI) memproyeksikan bahwa pasaran IT di Indonesia di tahun 2012 akan mencapai lima miliar dollar amerika. Berbagai permasalahan yang mendera Indonesia merupakan PR yang sangat berat. Namun, tanda-tanda bahwa masyarakat Indonesia mempunyai hasrat bergerak ke arah KBE merupakan titik-titik terang. Perguruan tinggi dan lembaga-lembaga pendidikan lain harus berinisiatif memperkuat hasrat ini. ITB sebagai pusat teknologi dapat bergerak dengan mengajak universitas lain merintis penggunaan IT, ICT, dan software sebanyak mungkin. ITB dapat memanfaatkan holding company, PT Ganesha ITB, yang diharapkan mampu mempelopori usaha tersebut dengan target perusahaan dan universitas di sekitar Bandung. Teori Triple Helix, dimana pemerintah, perguruan tinggi, dan industri tidak lagi dipisah, bisa menjadi sarana memasyarakatkan KBE ini. Guru besar pada Texas AM University, Houston ini juga memberikan kesimpulan umum, yaitu musuh utama Indonesia berada di dalam kalbunya, seperti ketidakjujuran; Indonesia harus membuka diri dengan masyarakat dunia; Indonesia harus menjadi negara modern berlandaskan etika yang kuat berbasiskan pengetahuan.
Destiny is not a matter of chance
It is a matter of choice
It is not something o be waited for
It is something to be achieved
If you think you can't... you can't...
If you think you can... you can...
-epilog orasi M. T. Zen-
Kemajuan negara-negara asia tersebut merupakan akibat keberhasilan mereka bertransformasi menuju ke Knowledge Based Economy (KBE). KBE merupakan implementasi Knowledge Society ke kegiatan ekonomi secara riil. Knowledge Society sendiri merupakan istilah yang pertama kali diungkapkan oleh Robert E Lane (1966), dimana semakin bertambahnya relevansi antara masyarakat dengan perkembangan sains dan teknologi. Dalam bukunya, KBE tidak mungkin direduksikan hingga menjadi satu sektor saja, seperti dot.coms, atau sektor IT.
Untuk Indonesia, sedikitnya literatur tentang IT, ICT, dan software yang signifikan menjadi salah satu penghalang menjadikan Indonesia menjadi negara KBE. Tidak meratanya penduduk, menurut penghobi scuba diving ini, bisa dijadikan stimulus untuk berlomba ke arah kemajuan antar propinsi jika ada arahan dari pemerintah. Bussiness Monitor International (BMI) memproyeksikan bahwa pasaran IT di Indonesia di tahun 2012 akan mencapai lima miliar dollar amerika. Berbagai permasalahan yang mendera Indonesia merupakan PR yang sangat berat. Namun, tanda-tanda bahwa masyarakat Indonesia mempunyai hasrat bergerak ke arah KBE merupakan titik-titik terang. Perguruan tinggi dan lembaga-lembaga pendidikan lain harus berinisiatif memperkuat hasrat ini. ITB sebagai pusat teknologi dapat bergerak dengan mengajak universitas lain merintis penggunaan IT, ICT, dan software sebanyak mungkin. ITB dapat memanfaatkan holding company, PT Ganesha ITB, yang diharapkan mampu mempelopori usaha tersebut dengan target perusahaan dan universitas di sekitar Bandung. Teori Triple Helix, dimana pemerintah, perguruan tinggi, dan industri tidak lagi dipisah, bisa menjadi sarana memasyarakatkan KBE ini. Guru besar pada Texas AM University, Houston ini juga memberikan kesimpulan umum, yaitu musuh utama Indonesia berada di dalam kalbunya, seperti ketidakjujuran; Indonesia harus membuka diri dengan masyarakat dunia; Indonesia harus menjadi negara modern berlandaskan etika yang kuat berbasiskan pengetahuan.
Destiny is not a matter of chance
It is a matter of choice
It is not something o be waited for
It is something to be achieved
If you think you can't... you can't...
If you think you can... you can...
-epilog orasi M. T. Zen-