Mengenal Sistem e-KYC: Manfaat dan Keuntungannya di Era Digital
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Pada era serba digital, salah satu penerapan Big Data di kehidupan sehari-hari yang akan diimplementasikan di masa depan adalah sistem Electronic-Know Your Customer (e-KYC). Lantas bagaimana cara kerjanya sistem baru tersebut?
Direktur Laboratorium Big Data dan Business Analytics Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung, Dr. Manahan Parlindungan Saragih Siallagan menjelaskannya dalam acara webinar “Big Data: The Era of E-KYC as Digital Onboarding” pada Jumat (1/4/2022) dari SBM ITB dan Telkom Indonesia.
“e-KYC atau electronic know your customer adalah pengenalan pelanggan secara elektronik atau digital yang melibatkan sistem sehingga proses tersebut dapat dilakukan dengan mudah tanpa melibatkan kontak fisik,” jelas Dr. Manahan.
e-KYC atau enhanced due diligence (EDD) adalah proses KYC yang lebih komprehensif, lebih mendetail agar dapat mendeteksi potensi risiko yang tidak dapat diketahui oleh proses KYC biasa. e-KYC ada dalam proses akuisisi atau pendaftaran pengguna baru atau yang disebut digital onboarding untuk menggantikan proses KYC yang dilakukan secara fisik.
“Implementasi e-KYC di Indonesia didasari oleh berbagai peraturan seperti UU No. 8 tahun 2010 sebagai upaya pencegahan money laundry,” ujar Dr. Manahan. Lalu penerapan e-KYC ini juga didasari oleh Peraturan Bank Indonesia No.3/10/PBI/2001 juncto yang menjadi implementasi prinsip know your customer. Peraturan ketiga yang menjadi dasar dari penerapan e-KYC ini adalah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.12/POJK.01/2017 yang berfungsi sebagai program implementasi anti-pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme.
Dr. Manahan juga menjelaskan bahwa teknologi e-KYC ini bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan kemudahan proses pengenalan konsumen dengan proses yang kini sepenuhnya digital dan mengurangi tingkat kesalahan manusia dengan akurat dan presisi.
Selain itu, proses pengenalan dengan e-KYC ini membutuhkan biaya yang lebih rendah dan proses yang lebih cepat daripada proses konvensional. “Dalam dunia keuangan, berbagai masalah seperti kasus pencucian uang, biaya operasional yang mahal, proses yang lambat, hingga tingkat kepuasan konsumen yang sebelumnya belum memuaskan dapat diatasi,” ujar Dr. Manahan.
e-KYC terdiri dari dua elemen. Elemen pertama berfungsi untuk menilai dan memantau setiap pelanggan individu, serta untuk memverifikasi dokumen hukum dari pelanggan. Sementara, elemen kedua berfungsi untuk memantau setiap transaksi yang sedang berjalan dan transaksi yang akan datang.
“Langkah-langkah untuk mengakses e-KYC adalah dengan mengakses situs web yang disediakan, mengunggah foto KTP beserta swafoto, lalu periksa formulir yang telah terisi otomatis,” jelas Dr. Manahan. Namun, tentunya terdapat berbagai tantangan yang harus diatasi dalam proses implementasi e-KYC seperti masyarakat kurang familier dengan teknologi baru yang membutuhkan edukasi lebih lanjut, lalu penggunaan teknologi baru juga memerlukan regulasi dan hukum yang lebih banyak, dan juga risiko tinggi dari social-engineering.
Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)