FTMD ITB Pimpin Tim Riset Kereta Cepat Merah Putih Makassar-Parepare

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Institut Teknologi Bandung (ITB), melalui Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) dipercaya untuk memimpin tim riset pengembangan Kereta Cepat Merah Putih (KCMP) yang mengusung konsep ringan, hybrid dan cerdas.

Kereta ini nantinya akan dioperasikan untuk rute Makassar menuju Parepare pada tahap awal yang kemudian akan menjadi bagian dari jalur kereta Trans-Sulawesi. ITB resmi ditunjuk sebagai pemimpin tim riset.

Penunjukan tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman pada 17 Juli 2022 oleh PT INKA, PT KAI (Persero) serta sembilan perguruan tinggi salah satunya Institut Teknologi Bandung yang diwakili Dekan FTMD ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T. Konsorsium peneliti ini kemudian berhasil mendapatkan pendanaan riset dari Kemendikbud dengan skema Matching Fund.

Foto: Dok. FTMD ITB

Pembangunan Kereta Cepat Merah Putih (KCMP) ini merupakan langkah konkret Indonesia dalam mencapai Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk mengejar ketertinggalannya menjadi negara maju dan termasuk ke dalam 10 negara besar di dunia pada tahun 2025.

Bersamaan dengan itu, proyek Kereta Api Makassar-Parepare ini merupakan salah satu rencana pemerintah untuk peningkatan total jalur kereta api di Indonesia yang saat ini mencapai 6000 kilometer menjadi 10.000 kilometer pada tahun 2030.

Pada tahap awal, KCMP ini akan beroperasi pada jalur Makassar - Parepare sepanjang 140 km dengan melewati tujuh stasiun. Berbeda dengan kereta api yang sebelumnya beroperasi di Indonesia, desain KCMP ini memiliki beberapa keunggulan.

Mengusung Konsep Kereta Api Ringan, Cerdas, dan Hybrid

Kereta Api Makassar - Parepare mengusung konsep kereta api ringan, hybrid, dan cerdas. Konsep cerdas yang dimiliki oleh kereta api ini adalah sistem informasi dan komunikasi yang terintegrasi dengan memanfaatkan teknologi terkini sehingga kereta tersebut mampu melaju ke lintasan hingga berhenti di stasiun tujuan secara mandiri.

Prototipe Kereta Cepat Merah Putih (KCMP). (Foto: Dok. FTMD ITB)

Kemudian, konsep ringan pada kereta api ini berarti memiliki konstruksi ringan yang terbuat dari alumunium serta bahan komposit serat fiber yang sering digunakan pada struktur pesawat terbang. Tentunya hal ini berbeda dengan dengan kereta api pada umumnya yang terbuat dari baja. Basis hybrid yang diusung memiliki arti bahwa kereta api bertenaga listrik yang dihasilkan terlebih dahulu dari mesin diesel dan disimpan di dalam baterai. Hal ini dikarenakan konsep kereta listrik sepenuhnya belum bisa direalisasikan mengingat ketersediaan listrik di Sulawesi belum bisa memasok jaringan listrik sesuai dengan kebutuhan pengoperasian kereta.

Termasuk Jenis Kereta Api Cepat (High Speed Train)

KCMP ini didesain untuk beroperasi pada kecepatan maksimum 220 km/jam sehingga tergolong sebagai salah satu jenis kereta cepat (high speed train). Hal ini berbeda dengan kereta lokal lainya yang hanya memiliki kecepatan berkisar 100 km/jam. Dengan kemampuan mendesain dan memproduksi kereta pada kecepatan 200 km/jam, nantinya KCMP ini akan dengan mudah di-upgrade untuk beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi (350 km/jam).

Pada tahun 2022 ini, ITB mengirimkan 5 tim peneliti dari lingkungan FTMD yang terdiri dari:
- Tim statik fatigue Carbody KCMP (Prof. Dr. Ir. Ichsan Setya Putra),
- Tim statik fatigue dan dinamika Bogie KCMP (Dr. Ir. Yunendar Aryo Handoko),
- Tim crashworthiness KCMP (Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara),
- Tim aerodinamika KCMP (Dr. Pramudita Satria Palar) dan
- Tim Material Lantai dan Insulasi KCMP (Dr. Ir. Riza Wirawan)

Kelima tim tersebut bekerjasama untuk mendesain dan menganalisa gerbong (carbody), sistem kelaik-tabrakan, lantai dan bogie KCMP. Pada akhir tahun 2022, tim riset ini telah selesai melakukan perancangan dan perhitungan walau masih membutuhkan optimasi pada beberapa bagian kereta api. Hasil dari rancangan dan perhitungan ini sudah berada di tahap pembuatan prototipe oleh PT INKA yang diprediksikan selesai pada tahun 2023. Kemudian, prototipe ini akan dioperasikan pada akhir tahun 2023 jalur Makassar - Parepare.

Dilihat dari kondisi geografi Indonesia, kereta api merupakan salah satu moda transportasi yang menguntungkan di Indonesia. Peningkatan total jalur kereta api akan terus dilaksanakan di beberapa daerah seperti di Sumatera dan Sulawesi seiring dengan pengembangan jenis-jenis kereta api di Indonesia. Proyek perkeretaapian juga dinilai sebagai penunjang untuk mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi di berbagai daerah Indonesia. (Rilis FTMD)


scan for download