Buat Inovasi Baterai Sekunder dengan Elektrolit Padat, Mahasiswa ITB Raih Juara 3 pada Chemurgy Innovation Summit 2023

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

Tim Biospeve ITB Raih Juara 3 pada Chemurgy Innovation Summit 2023

BANDUNG, itb.ac.id – Lima mahasiswa Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil memperoleh Juara 3 pada Lomba Inovasi Produk Berbasis Biomassa pada acara Chemurgy Innovation Summit (CIS) 2023 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Bioenergi dan Kemurgi (HMTB) “RINUVA” ITB.

Kelima mahasiswa tersebut ialah Luisa Carmel (Teknik Kimia 2021), Muhammad Fauzan Nafi (Teknik Kimia 2021), Phinehas Timothy (Teknik Kimia 2020), Steve Calvin (Teknik Kimia 2020) serta Derrick Anthony (Teknik Kimia 2020). Tim ini diberi nama Biospeve.

Memilih subtema biomaterial, produk inovasi yang diusung oleh Tim Biospeve, yaitu baterai sekunder dengan elektrolit padat (solid polymer electrolyte/SPE). Polimer tersebut yang bersumber dari limbah Tandan Kosong Sawit (TKS).

“TKS ini diolah untuk mensintesis carboxymethilcellulose (CMC), lalu CMC ini digunakan sebagai bahan membuat SPE. Baterainya jenisnya lithium metal (Li-Metal) yang berbentuk blocks. Target pemasaran baterai kami ini adalah business to business, yaitu untuk transportasi umum berupa Bis Transjakarta.” ujar Carmel.

Dalam mempersiapkan kompetisi ini, Tim Biospeve melakukan banyak studi literatur karena inovasi CMC untuk pembuatan SPE tergolong penelitian skala kecil dan belum pernah diterapkan untuk skala industri. Baterai elektrolit padat juga belum banyak dikembangkan di Indonesia, sehingga perlu mempersiapkan strategi pemasaran dan peluangnya di pasar Indonesia.

Tak hanya itu, Tim Biospeve juga membuat prototype untuk tahap final. “Karena produk kami sangat sulit disintesis dalam waktu singkat dan belum ada akses untuk lab dan sebagainya, kami membawa dummy dan visualisasi produk saja, belum dalam hasil aslinya,” kata Carmel.

Terdapat cerita menarik saat hari presentasi final pada Jumat (26/05/2023) yang dimulai pukul 13.00 WIB di Kampus ITB Jatinangor. Saat itu tim Biospeve berangkat dari ITB Ganesha. Pada saat yang sama, Derrick harus menjalani seminar proposal. Sehingga keempat anggota lainnya berangkat terlebih dahulu.

Meskipun mendapatkan giliran presentasi terakhir, tim juga harus beradu waktu dengan kondisi lalu lintas yang macet serta seminar Derrick yang ternyata berlangsung lebih lama.

"Kita hampir dapat pengurangan poin dan berada di ambang diskualifikasi. Tetapi, dewan juri meminta kami berempat untuk tetap melakukan presentasi walaupun Derrick belum tiba saat itu. Sesaat setelah selesai, Derrick pun tiba. Itu sangat berkesan karena dapet banget dag dig dug menunggu ketidakpastiannya.” ungkap Carmel.

Tim Biospeve pun memiliki pesan kepada rekan-rekan mahasiswa yang juga tengah mengikuti kompetisi di tengah kesibukan perkuliahan. Mereka berpesan agar mahasiswa menyempatkan waktu untuk belajar, banyak membaca, dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dengan caranya masing-masing.

“Tetap akademik yang utama, tapi karena sudah berkomitmen untuk daftar lomba juga harus dimaksimalkan agar usahanya nggak setengah-setengah dan hasilnya enggak setengah-setengah juga,” jelas Carmel.

Reporter: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota 2019)