Kuliah Tamu PWK ITB Bahas Transformasi Kawasan Jabar Bagian Selatan: Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan untuk Masa Depan
Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan kuliah tamu untuk mata kuliah PL3209 Studio Perencanaan Wilayah dan Infrastruktur, di Labtek IX A ITB, Kamis (19/9/2024). Pemateri kegiatan kali ini adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Jawa Barat, Dr. Iendra Sofyan, S.T., M.Si.
Beliau, yang merupakan alumnus pendidikan doktoral Teknik Lingkungan ITB, membahas topik “Perencanaan Pembangunan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan” dari segi kacamata pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Perencanaan pembangunan adalah upaya-upaya untuk mencapai kondisi yang lebih baik secara terencana demi kesejahteraan masyarakat.
Proses perencanaan pembangunan melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang memiliki peran masing-masing, seperti pemerintah, akademisi, sektor swasta, masyarakat, dan organisasi nonpemerintah.
Beliau mengatakan bahwa pembangunan harus didasarkan pada regulasi yang jelas. Setiap langkah pembangunan perlu mengikuti ketentuan yang ada dan berlandaskan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, pembangunan terbagi dalam tiga tingkatan, yakni skala nasional, provinsi, serta kabupaten/kota.
Dalam perencanaan pembangunan, berbagai pendekatan digunakan untuk memastikan proses yang komprehensif dan efektif. Beberapa pendekatan yang kerap diterapkan meliputi pendekatan teknokratik, partisipatif, politis, top-down dan bottom-up, holistik-tematik, integratif, serta spasial.
“Masing-masing pendekatan ini memiliki peran dan fokus tersendiri dalam membentuk kebijakan pembangunan yang berkelanjutan,” ujar Dr. Iendra Sofyan.
Wilayah selatan Provinsi Jawa Barat memiliki potensi dalam perkebunan, perikanan, pariwisata alam dan pantai, serta pertanian.
Ada lima isu strategis pembangunan di daerah tersebut: 1) Peningkatan kualitas hidup dan daya saing SDM, 2) Pengentasan kemiskinan dan pengangguran serta masalah sosial lainnya, 3) Pertumbuhan yang seimbang dengan daya dukung lingkungan, 4) Peningkatan produktivitas dan daya saing ekonomi berkelanjutan, dan 5) Reformasi birokrasi pemerintah.
Wilayah Jawa Barat bagian selatan termasuk dalam kawasan pengembangan dengan kategori “dibatasi”. Pengembangan kota-kota di wilayah Jawa Barat bagian Selatan perlu memperhatikan keseimbangan daya dukung lingkungan, Kerentanan terhadap risiko bencana alam, serta menghindari alih fungsi lahan lindung dan lahan pertanian sawah produktif.
“Maka dari itu, perlu strategi khusus yang sesuai dengan arahan pengembangan wilayah Jawa Barat bagian selatan, yaitu pembangunan terpadu berbasis sumber daya alam,” ujarnya.
Konsep pengembangan wilayah terpadu diharapkan dapat menghasilkan spread-effect yang akan memberikan pengaruh positif antar-wilayah yang dapat menghasilkan keseimbangan pembangunan wilayah dengan memanfaatkan potensi dari tiga sektor yang ada di Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan, yaitu agribisnis, perikanan, serta pariwisata.
Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)