Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kualitas pendidikan di Desa Cupunagara yang disebabkan oleh minimnya minat literasi siswa. Oleh karena itu, UKM yang fokus pada pemberdayaan masyarakat ini merasa perlu memberikan perhatian lebih untuk meningkatkan minat literasi siswa, salah satunya dengan menyediakan fasilitas yang memadai.

Dalam proses implementasinya, Gebrak Indonesia melakukan brainstorming dari hasil survei terdahulu. Kemudian pada akhir Juli 2024, mereka melakukan survei kembali untuk melihat kondisi SDN Ciwangun dan memastikan bahwa hasil brainstorming tersebut dapat diterapkan. Setelahnya, mereka memutuskan untuk membuat pojok baca di tiap kelas.

Untuk menunjang kegiatannya, Gebrak Indonesia tidak hanya mengandalkan dana dari Ditmawa ITB, tetapi juga membuka kesempatan bagi masyarakat luas untuk berpartisipasi dengan mendonasikan buku-buku mereka.

^{Salah satu Pojok Baca di SDN Ciwangun. (SDN Ciwangun/Dok. Gebrak Indonesia)}
Acara pengabdian ini dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 8-9/11/2024 serta 15-16/11/2024. Terdapat dua kegiatan yang mereka lakukan, yakni pengadaan fasilitas pojok baca dan program literasi. Fasilitas pojok baca tersebut dibuat di setiap ruang kelas untuk memaksimalkan ruang. Buku-buku bacaannya pun disesuaikan dengan tingkat pendidikan siswa.

Selain itu, terdapat dua buah program literasi yang dilakukan, yaitu Tulis Kisah dan Bercerita. Tulis Kisah merupakan peningkatan literasi yang dilakukan dengan mengajak siswa menulis cerita pendek dan menggambar serta mewarnai, sedangkan Bercerita merupakan peningkatan literasi dengan menyampaikan cerita dari suatu buku oleh tim Gebrak kepada siswa SDN Ciwangun.

“Senang sekali anak-anak di SDN Ciwangun sangat excited dengan kehadiran Pojok Baca ini. Melalui Pojok Baca, semoga minat literasi siswa dapat meningkat dan anak Gebrak dapat lebih baik lagi dalam melakukan pengabdian masyarakat kedepannya,” ujar Sekretaris Jenderal Gebrak, Asa Mutiara Bestari (AR’22).

Reporter: Asya Aulia Sukma (Arsitektur, 2021)