Kompetisi ini merupakan bentuk kerja sama antara Universitas Padjadjaran dan Samsung, yang menantang peserta menganalisis dan mencari solusi bagi studi kasus terkait distribusi produk Samsung. Ajang ini menarik perhatian mahasiswa dari berbagai negara, termasuk Turki, Uni Emirat Arab, Singapura, Malaysia, dan Kazakhstan. Tim BIZBUDS menunjukkan bahwa mereka tidak hanya memiliki keahlian dalam bidang teknik, tetapi juga mampu merancang strategi bisnis inovatif yang sesuai dengan kebutuhan era transformasi digital.

Bertanding dengan mahasiswa dari berbagai latar belakang, Tim BIZBUDS dihadapkan pada tantangan nyata dalam menangani ketimpangan literasi digital di Indonesia. Salah satu fokus utama mereka adalah mengurangi kesenjangan akses digital antara Pulau Jawa dan daerah-daerah lain seperti Kalimantan dan Papua. Mereka mengusulkan solusi yang menarik perhatian para panelis, termasuk Head of Samsung Technical Advance Response Asia Pacific.

Dalam konsep yang dikembangkan, mereka menghadirkan Samsung Bridge, program yang bertujuan meningkatkan akses literasi digital bagi anak-anak di daerah terpencil. Dengan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada seperti gedung kosong atau membangun pusat pembelajaran baru, program ini dirancang untuk memberdayakan puluhan ribu anak yang selama ini kurang mendapatkan pendidikan digital.

Selain itu, mereka memperkenalkan Samsung Learn and Play, platform berbasis gamifikasi yang membuat pembelajaran digital lebih menarik dan interaktif. Terinspirasi dari konsep edukasi berbasis permainan, siswa dapat belajar melalui tantangan edukatif dan mendapatkan poin yang bisa ditukarkan dengan beasiswa atau pelatihan lanjutan.

Sementara itu, terdapat Samsung Excellent yang hadir sebagai inisiatif beasiswa digital dan kesempatan magang bagi pelajar berbakat di Indonesia, serta kompetisi nasional yang bertujuan meningkatkan motivasi siswa dalam mengembangkan keterampilan digital mereka.

Salah satu faktor keberhasilan Tim BIZBUDS dalam kompetisi ini adalah cara mereka menyampaikan ide secara kreatif dan inovatif. Mereka menggunakan pendekatan presentasi interaktif dengan gimmick dan roleplay ala “Shark Tank”, yang membuat presentasi mereka lebih menarik dan berkesan di mata para juri. Keunikan ini membuat mereka berhasil mencuri perhatian panelis dari Samsung dan membedakan mereka dari tim-tim lain yang bersaing di babak final.

Meskipun ini adalah pengalaman pertama mereka dalam kompetisi business case, mereka tetap berusaha semaksimal mungkin dan menekankan pentingnya riset serta kerja sama tim. Sebagai pemenang dalam ajang bergengsi ini, Tim BIZBUDS berharap semakin banyak mahasiswa yang berani mengambil kesempatan untuk berkompetisi, mengembangkan ide-ide kreatif, dan terus belajar dari setiap tantangan.

“Jangan takut ikut lomba, jangan berharap menang dalam kesempatan pertama. Every mistake you make is a lesson to be learnt,” ujar Alika.

Keberhasilan Tim BIZBUDS tidak hanya menjadi kebanggaan bagi ITB, tetapi juga menunjukkan bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing di tingkat internasional dengan ide-ide inovatif yang relevan dengan perkembangan zaman. Semoga pencapaian ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi nyata dalam dunia bisnis dan teknologi.

Reporter: Mely Anggrini (Meteorologi, 2022)