SBM ITB Dukung Konservasi Mangrove dan Pariwisata Berbasis Masyarakat di Desa Pengudang
Oleh --- -
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id — Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) mengembangkan pemanfaatan teknologi analitika big data untuk mendukung konservasi ekosistem mangrove melalui program pengabdian kepada masyarakat di Desa Pengudang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.
Program bertajuk Platform Analitika Big Data Berbasis Mangrove ini dilaksanakan sejak Oktober 2024 sebagai bagian dari skema pengabdian kepada masyarakat bottom-up ITB 2025 yang menargetkan wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Kegiatan tersebut dipimpin oleh Meditya Wasesa, Ph.D., Associate Professor bidang Analitika Bisnis SBM ITB.
Program pengabdian ini menghasilkan dua luaran utama. Luaran pertama berupa platform analitika big data yang berfungsi untuk memantau kondisi ekosistem hutan mangrove sekaligus mengestimasi stok karbon. Platform tersebut dikembangkan melalui pengombinasian analisis citra satelit dan data hasil survei lapangan.
“Data lapangan digunakan untuk memvalidasi analisis citra satelit yang kami lakukan. Dengan demikian, kami dapat mengembangkan metode estimasi stok karbon yang lebih akurat,” ujar Meditya. Ia menambahkan bahwa platform ini secara ilmiah menunjukkan nilai lingkungan ekosistem mangrove serta mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi era perdagangan karbon (carbon trading) dan target net zero emission.

Luaran kedua dari program ini adalah buku berjudul Mangrove and Pengudang Community-Based Tourism. Buku tersebut mengulas konservasi mangrove dan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Desa Pengudang, mencakup keanekaragaman hayati, model pariwisata lokal, serta peran konservasi lingkungan dalam mendukung pembangunan desa.
Meditya menjelaskan bahwa program ini juga mendorong pengelolaan pariwisata lokal yang digerakkan secara swadaya oleh masyarakat dengan menjadikan konservasi sebagai fondasi utama. Ia berharap Desa Pengudang dapat menjadi contoh praktik baik pengembangan pariwisata berkelanjutan bagi desa-desa lain di Indonesia.
Penjabat Kepala Desa Pengudang, Indra Yani, menyampaikan bahwa kegiatan pengabdian SBM ITB memberikan tambahan wawasan bagi masyarakat sekaligus mendorong lahirnya inovasi yang berkelanjutan. Ia juga menyambut baik penerbitan buku berbahasa Inggris tentang Desa Pengudang yang selama ini kerap dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Kami berharap buku dan teknologi yang dikembangkan ini dapat memberikan manfaat, baik bagi masyarakat Desa Pengudang maupun para pengunjung,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata Mangrove Pengudang, Iwan Winarto, mengapresiasi kerja sama jangka panjang antara SBM ITB dan Desa Pengudang. Menurutnya, publikasi berbahasa Inggris mengenai konservasi mangrove dan pelaku UMKM lokal diharapkan dapat meningkatkan kesadaran serta minat internasional terhadap Desa Pengudang, sekaligus memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat pesisir.


.jpeg)




