Arsitektur dikembangkan sebagai bentuk kebutuhan manusia yang disesuikan oleh suatu budaya. Pemenuhan kebutuhan fisik dan spiritual manusia diinterpretasikan melalui ruang dan bentuk oleh arsitektur. Melalui desain dan bentuk tata ruang, arsitek berusaha menciptakan pengaruh positif bagi lingkungan dan manusia. Oleh karena itu, arsitektur dapat dipandang sebagai optimasi adaptif dari berbagai nilai normatif dan faktor eksternal, yang terus menerus mencari keseimbangan untuk menciptakan bentuk final. Hal ini merupakan proses yang membutuhkan kreativitas, penelitian, dan desain imajinatif yang berdasar pada pengetahuan rasional dan empiris.
Program Arsitektur ITB didirikan pada tanggal 25 Oktober 1950. ITB membayangkan program ini sebagai pusat pembelajaran arsitektur tropis dan lingkungan bangunan yang berkelanjutan di daerah regional, khususnya Asia Tenggara. Program studi ini difokuskan pada pengembangan kemampuan mahasiswa untuk memahami berbagai masalah yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan di bidang arsitektur. Kurikulum berbasis luas diperkenalkan untuk mengejar ilmu arsitektur yang telah tumbuh dan berkembang seiring dengan perubahan peradaban dan budaya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan desain.
Kurikulum untuk program sarjana dan pascasarjana dikembangkan sebagai struktur yang terintegrasi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek berikut:
Lulusan program ini diharapkan dapat menjadi professional, praktisi arsitek, dan praktisi pembangunan yang memiliki pengetahuan luas terkait desain arsitektur dan masalah lingkungan bangunan. Tingkat kompetensi lulusan dikelompokkan menurut gelar yang diberikan, yaitu: