18 Negara Ikuti Pameran Poster Internasional “Rupa Kata Kaleidoskop” 2021

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


TANGERANG, itb.ac.id—Diikuti 18 negara, pameran Rupa Kata Kaleidoskop yang diselenggarakan oleh Forum Studi Kebudayaan, Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB diselenggarakan di Sumarecon Mall Serpong, Sabtu (18/12/2021). Pameran eksibisi internasional tersebut merupakan agenda tahunan dari Forum Studi Kebudayaan FSRD-ITB. Pameran ini diselenggarakan bekerja sama dengan Summarecon Mall Serpong dan Worldwide Graphic Designer (WGD).

Rupa Kata adalah pameran dalam dua ranah, yakni rupa dan kata. Dalam proyek ini, karya rupa yang dipamerkan merupakan hasil interpretasi terhadap puisi dalam antologi Kaleidoskop, 100 Sajak Pilihan karya Acep Iwan Saidi/AIS (2021). AIS adalah seorang penyair Indonesia dan juga dosen di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, serta Ketua Forum Studi Kebudayaan FSRD ITB.

“Pesan yang ingin disampaikan adalah mengenai persahabatan global. Kita sedang mengalami krisis persahabatan global dalam konteks industri dan pasar. Dengan kolaborasi dan pilihan sajak yang disampaikan mudah-mudahan kita menemukan seni menjadi vaksin bagi kemanusiaan,” kata Dr. Acep Iwan Saidi, S.S., M.Hum., atau yang kerap disapa AIS kepada Humas ITB, Jumat (17/12/2021).

AIS mengatakan, alasan dipilih mall karena di sana banyak dilalui orang. Sehingga diharapkan pengunjung bisa tertahan dan melihat poster seni yang ditampilkan. “Melalui seni ingin dimaknai dan disukai. Saya sangat yakin kita ini bersaudara ada yang menyambungkan kita yaitu rasa, dan salah satu penyatu rasa adalah seni,” ujarnya.

Dalam sejarah sastra, seni, dan desain di Indonesia pameran internasional sejenis ini baru pertama kali dilakukan. Beberapa pameran sempat dilakukan, tetapi dalam skala lokal dan nasional. Itu pun umumnya merupakan alihwahana dari prosa (cerpen, novel) ke karya rupa, bukan dari puisi. Di samping itu, ia juga ingin berpesan mengenai keringnya imajinasi.

Melalui pameran tersebut, AIS juga ingin menyampaikan mengenai keringnya imajinasi, sebab kita banyak mengukur segalanya dengan angka. Hingga imajinasi jadi bagian kesekian. Imajinasi sedang defisit. "Kita sekarang masuk kelisanana ketiga yang dimotivasi oleh dunia digital. Seni sejatinya bisa jadi peredam untuk itu, menahan beberapa orang merenung dan berimajinasi," katanya.

Ditarik ke dalam lingkup akademik yang lebih luas, ini adalah pameran transdisiplin, yakni antara disiplin sastra, seni, dan desain. Terjadi integrasi proses berkarya antara sastrawan, seniman, dan desainer (beberapa di antara peserta juga berprofesi sebagai arsitek dan fotografer). Transdisiplin adalah satu trend dalam wacana pengetahuan kontemporer yang menjadi perbincangan di berbagai forum internasional dalam dasawarsa terakhir ini.

Sementara itu, 60 seniman dari 18 negara yang mengikuti pameran poster tersebut di antaranya dari Hungaria, Meksiko, Indonesia, Swiss, Amerika, Jepang, Jordan, Korea Selatan, Iran, Iraq, Ekuador, Cina, Siprus, Malaysia, Turki, Itali, Israel, dan Mesir. Pameran tersebut akan berlangsung sampai 22 Februari 2022. Tertarik untuk berkunjung?