2 Tim Mahasiswa ITB Raih Prestasi di LKTI Ception 2024

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG.itb.ac.id - Sejumlah mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) membawa pulang dua juara harapan dalam ajang LKTI Ception 2024.

LKTI Ception 2024 diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Profesi Teknik Kimia (HMPTK), Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, untuk mendorong transisi energi menuju net zero emission dengan mewadahi gagasan kritis mahasiswa di seluruh Indonesia dalam bentuk karya tulis.

Dua tim mahasiswa ITB berhasil meraih juara harapan 2 dan juara harapan 1 dalam ajang LKTI Ception 2024, Sabtu (14/9/2024). Tim pertama, Sang Piro terdiri atas Hanif Yusran Makarim (BA’22) dan Gilang Putranto (BM’22). Tim kedua, bernama Bengawan Solo terdiri atas Muhammad Farhan Rasyidnianto (FT’21) dan Aris Syifa Augustina (FT’21).

   

Bergabung dalam organisasi SRE ITB, Hanif dan teman-teman termotivasi mengikuti lomba agar ilmu yang sudah dipelajari dapat menjadi karya.

“Saya ingin menggabungkan riset mandiri yang pernah saya lakukan dengan ilmu yang saya peroleh menjadi suatu bentuk karya nyata yang bisa bersaing dengan karya-karya orang lain yang memang relevan,” ujar ketua tim Sang Piro, Hanif Yusran Makarim.

Tim Bengawan Solo mengusung permasalahan elektrifikasi yang terjadi di Indonesia. Sebanyak 318.470 rumah tangga dan 199 desa di Indonesia masih belum teraliri listrik. Walhasil sekitar 60% daerah pesisir di Indonesia Timur perlu dibantu memperoleh akses listrik.

Tim Bengawan Solo pun berinovasi merancang pembangkit listrik hibrida dengan fitur portable untuk membantu masyarakat pesisir memenuhi kebutuhan listriknya.

“Teknologi pembangkit listrik yang kami usulkan memanfaatkan matahari, angin, dan ombak pantai. Ombak pantai di sini sebagai potensi energi lokal wilayah pesisir Indonesia. Sementara itu, fitur portable hadir sebagai jawaban atas susahnya akses listrik menuju daerah terpencil sehingga gampang dibawa-bawa dan membuat mobilitas alat ini mudah (bongkar-pasang),” ujar Farhan, Ketua Tim Bengawan Solo.

   

Kemenangan yang diraih merupakan bonus dari semua jerih payah yang dilakukan. Banyak pelajaran berharga yang diperoleh kedua tim usai mengikuti ajang tersebut.

Skill kami lebih ter-upgrade, mulai mahir menggunakan beberapa software seperti PVsyst, Qblade, dan Solidworks. Selain hard skill, soft kill juga lebih terasah seperti manajemen waktu yang sangat dibutuhkan dalam pengerjaan paper ini,” kata Farhan.

Harapannya, gagasan yang diusulkan kedua tim mahasiswa ITB dapat diterapkan sebagai bentuk kontribusi secara nyata dalam upaya transisi energi terbarukan untuk Indonesia yang lebih bersih dengan energi yang berkelanjutan.

Reporter: Nur Asyiah (Rekayasa Pertanian, 2021)