2.987 Wisudawan Ikuti Sidang Terbuka Wisuda Pertama ITB Tahun Akademik 2019/2020

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan Sidang Terbuka Wisuda Pertama Institut Teknologi Bandung Tahun Akademik 2019/2020 di Sasana Budaya Ganesa. Upacara Wisuda dilaksanakan dalam dua hari pada tanggal 18 dan 19 Oktober 2019.

Pada wisuda kali ini, Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA mewisuda sebanyak 1798 wisudawan Program Sarjana, 1019 wisudawan Program Magister, 114 wisudawan Program Profesi Insinyur, serta wisudawan Program Doktor sebanyak 56 orang dengan total keseluruhan 2987 wisudawan.

Jumat, 18 Oktober 2019 merupakan hari pelaksanaan wisuda bagi Program Sarjana FTTM, FTI, SBM, SF, dan STEI. Selanjutnya di hari kedua, Sabtu, 19 Oktober 2019 akan dilaksanakan dua sesi wisuda. Sesi pagi adalah wisuda bagi Program Sarjana FITB, FMIPA, FSRD, FTMD, FTSL, SAPPK, SITH, dan Program Profesi Insinyur. Sesi siang diadakan bagi Program Doktor dan Program Magister bagi seluruh Fakultas/Sekolah.



Turut diwisuda 15 mahasiswa internasional yang menuntut ilmu pada berbagai program studi. Mereka berasal dari 7 negara yaitu Kamboja, Equador, Madagaskar, Malaysia, Rwanda, Timor Leste, dan Vietnam.

Sambutan Tentang Kepemimpinan

Pada wisuda kali ini, Rektor menyampaikan sambutan tentang "Peran ITB dalam Mewujudkan Pencapaian Cita-cita Bangsa Indonesia melalui Kepemimpinan Para Lulusannya". Tema kepemimpinan inilah yang ditekankan sebagai pesan untuk menjadi pegangan para wisudawan dan mempraktikkannya dalam menjalani hidup berkarya ke depan. 

Disampaikan Prof. Kadarsah, banyak lulusan ITB yang menjadi pemimpin di berbagai bidang kehidupan dan di berbagai tingkatan oganisasi dari sejak awal berdirinya ITB. Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, dan presiden ketiga Indonesia Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie adalah contoh putera terbaik bangsa alumni ITB.

"Saudara akan memulai perjalanan kepemimpinan di berbagai level organisasi yang saudara putuskan untuk diterjuni dan ditekuni. Kepemimpinan akan menjadi urusan dan tanggung jawab saudara-saudara. Sebagai lulusan ITB, kami mengharapkan agar saudara dapat menjadi pemimpin yang kredibel, mengikuti jejak yang telah diukir oleh senior saudara sekalian," pesan Prof. Kadarsah.


Ia menyampaikan, bahwa kepemimpinan paling banyak didapatkan dari pengalaman. Namun tidak semua orang yang mempunyai pengalaman mampu menjadi pemimpin. Hanya orang yang melakukan observasi dan refleksi dari aktivitas atau tindakannya dalam proses kepemimpinan yang akan dapat menjadi pemimpin efektif. “Dan tindakan, observasi serta refleksi ini yang disebut oleh D’Kolb sebagai model Experiential Learning. Hal lain yang harus dipedomani adalah bahwa Experiential Learning untuk proses kepemimpinan tidak akan pernah berhenti selama saudara masih berkarya,” ujarnya.

Salah satu misi ITB adalah melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Aktivitas Tri Dharma ini digunakan untuk mengembangan kepemimpinan yang akan menghasilkan para pemimpin. Aktivitas Tri Dharma, meliputi alih pengetahuan dan mengasah keterampilan melalui pengalaman. 

“Di beberapa Fakultas/Sekolah di ITB, seperti Fakultas Teknologi Industri dan Sekolah Bisnis dan Manajemen, kepemimpinan menjadi mata kuliah wajib untuk S1 dan pilihan untuk S2. Bagi saudara yang mendapatkan ilmu kepemimpinan, tidak menjamin akan menjadi pemimpin yang efektif kecuali saudara tetap melakukan observasi dan refleksi terhadap setiap langkah yang saudara ambil. Hal inilah yang membedakan terbentuk atau tidak terbentuknya pemimpin yang efektif,” pesan Prof. Kadarsah.