4 Dubes Pacific Alliance Berikan Seminar di ITB
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id -- Institut Teknologi Bandung beserta dengan Aliansi Pasifik atau lebih dikenal dengan Pacific Alliance (PA) melakukan seminar pada Jumat, (26/4) lalu. Ke-empat negara Pacific Alliance, yaitu Meksiko, Peru, Chile, dan Kolombia diwakili oleh masing-masing duta besar negaranya untuk Indonesia hadir pada acara tersebut.
Seminar yang diselenggarakan di Auditorium Labtek XIV Institut Teknologi Bandung ini membahas tentang potensi kerja sama antara Pacific Alliance dan Indonesia sebagai member associate. Tak hanya dihadiri oleh mahasiswa dan masyarakat umum, seminar ini dihadiri pula oleh Sekretaris Daerah Jawa Barat, Iwa Karniwa.
Sementara itu, mewakili ITB, Prof. Dr. Ir. Irawati, MS selaku Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Organisasi menyambut baik mengenai seminar Pasific Alliance tersebut. Dalam sambutannya, Prof. Irawati menyampaikan tentang peran ITB sebagai kampus teknologi untuk dunia.
Pada seminar tersebut Iwa Karniwa selaku Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat menyampaikan tentang keunggulan Jawa Barat dalam berbagai sektor, dan berharap agar Pacific Alliance dapat menjalin kerja sama dengan Jawa Barat. “Kami percaya, Jawa Barat dan Pacific Alliance memiliki ketertarikan yang sama dalam mengembangkan perdagangan di berbagai sektor,” katanya saat menyambut duta besar Pacific Alliance ini.
Pada sesi seminar, setiap duta besar negara yang hadir menyampaikan topik yang selaras dengan Pacific Alliance. Mulai dari H.E. Juan Camilo Valencia, Duta Besar Kolombia untuk Indonesia pada sesi seminar menjelaskan tentang sejarah dan latar belakang berdirinya Pasific Alliance. Organisasi ini diinisiasi sejak tahun 2011 melalui Deklarasi Lima, Peru.
H.E. Armando Álvarez, Duta Besar Meksiko menyampaikan tentang peran dan kehadiran PA dalam dunia internasional. PA telah melakukan kerja sama dengan berbagai organisasi regional dunia seperti ASEAN dalam menghadapi tantangan global dan mempromosikan peran pengusaha dalam ekonomi negara. Mereka juga telah menjadikan Singapura, Kanada, Selandia Baru, dan Australia sebagai associated states PA.
Duta Besar Peru untuk Indonesia , H.E. Julio Cardènas membawakan topik tentang Visi Strategis Pacific Allliance pada tahun 2030. Secara umum, ada empat tujuan besar yang hendak dicapai oleh PA pada tahun 2030. Ke-empat tujuan tersebut italah lebih terintegrasi (more integrated), lebih terkoneksi (more connected), lebih global (more global), dan lebih berpikiran sipil (more civic minded). Tujuan-tujuan ini juga diikuti dengan langkah strategis yang akan mereka tempuh ke depannya. Seperti mempromosikan perdagangan secara terbuka, memfasilitasi investasi di negara mitra, hingga menyiapkan risiko terjadinya bencana.
“ITB adalah institut yang dapat menjadi mitra dalam kerja sama yang dilakukan, karena melihat pengalaman ITB sebagai institut teknologi bertahun-tahun, juga kaitannya dalam menghadapi industry 4.0,” kata H.E. Julio Cardenas, Duta Besar Peru saat ditanya tentang koneksi yang mungkin terjadi antara ITB dan Pacific Alliance.
H.E. Gustavo Ayares, Duta Besar Chile untuk Indonesia membawakan topik tentang peran PA dalam pendidikan dunia serta capaian yang telah mereka raih selama ini. Salah satunya adalah peran mereka dalam memberikan beasiswa kepada lebih dari 1.000 mahasiswa.
Yudo Anggoro, Ph.D sebagai perwakilan dari ITB juga menyampaikan materinya terkait pengembangan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Ia memulainya dengan keadaan ekonomi Indonesia secara kronologis dari presiden ke presiden yang pernah menjabat di negara ini. Menurut hematnya, bagaimanapun juga kondisi ekonomi erat hubungannya dengan regulator sebagai pembuat aturan. Dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB ini juga menyampaikan tentang potensi investasi yang ada di Indonesia.
Seminar ini ditutup dengan acara tanya jawab antara pembicara dan juga peserta seminar. Kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama dan acara ramah tamah.
Reporter: Moch. Akbar Selamat (Manajemen 2020)