91 Tahun, Pendidikan Teknik Sebagai Tonggak Kemandirian Bangsa

Oleh Amelia Rahma Faustina

Editor Amelia Rahma Faustina

BANDUNG, itb.ac.id - 91 tahun berdirinya perguruan tinggi teknik di Indonesia diperingati pada Sabtu (09/07/11) bertempat di Aula Barat kampus ITB. Acara sidang terbuka tersebut mencakup pemberian penghargaan bagi tokoh- tokoh yang telah dianggap berjasa dalam perkembangan ilmu teknik dan penerapannya bagi bangsa Indonesia, orasi ilmiah yang disampaikan oleh Ir. M. Hatta Rajasa (Menteri Koordinator Perekonomian RI) dan Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh (Menteri Pendidikan RI), serta kerjasama dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Tepat 91 tahun yang lalu, Technische Hoogeschool (TH) yang didirikan oleh Belanda menjadi cikal bakal ITB berdiri. Setelah melalui beberapa pergantian nama, pada masa kemerdekaan Indonesia, perguruan tinggi tersebut berubah nama menjadi Universitas Indonesia dimana ITB kemudian memisahkan diri untuk fokus kepada pendidikan teknik secara resmi pada 1959.

Saat ini, pendidikan teknik telah berkembang pesat dan bersinggungan dengan bidang keilmuan lain seperti seni, sains, dan ekonomi. "Penguasaan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni -red) adalah salah satu prasyarat kemandirian bangsa yang merdeka. Perkembangan IPTEKS harus seiring dengan pembuatan dan penataan kebijakan publik yang baik, termasuk pula pembangunan sistem inovasi nasional," tutur Rektor ITB, Prof. Akhmaloka. Ia juga mengharapkan agar perguruan  tinggi, ekonomi, dan industri dapat saling berhubungan dalam satu kesatuan sistemik agar tercipta interaksi antarsektor di Indonesia.

Anugerahi Penghargaan

Menilik perkembangan teknologi dan kaitannya dengan berbagai bidang di Indonesia, ITB menganugerahkan penghargaan kepada 11 tokoh yang telah berjasa bagi perkembangan ilmu dan penerapan teknologi di bidang- bidang seperti pendidikan, pemerintahan, seni, dan kewirausahaan. Sebelas tokoh yang mendapatkan kehormatan dari ITB dalam kesempatan tersebut dapat dibaca pada http://www.itb.ac.id/news/3281.xhtml

Dalam kesempatan istimewa tersebut, ITB juga mengadakan penandatanganan kerjasama dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan dalam penerapan teknologi resirkulasi sistem akuakultur di Indonesia. Teknologi akuakultur hasil penelitian dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB tersebut adalah bentuk usaha dari ITB untuk turut berpartisipasi meningkatkan kualitas perikanan yang dapat diterapkan oleh petani ikan di daerah-daerah Indonesia.