"Aura Waktu" dan "Aura Biru": Sejarah dan Kenangan ITB dari Masa ke Masa

Oleh alitdewanto

Editor alitdewanto

BANDUNG,itb.ac.id- "Buku ini lahir di sebuah ruangan lantai 2 Campus Center Timur ITB. Ruangan ini terletak di pojok, bersebelahan dengan kamar kecil dan dapur satpam. Tapi, poisisinya yang demikian jadi terasa menguntungkan, sebab dengan itu kami jadi mudah pergi ke belakang untuk buang air, juga ke dapur untuk sekedar menyeduh kopi." Itu adalah sedikit petikan dari prakata Acep Iwan Sadiki, salah seorang tim penulis buku di atas. Buku yang dimaksudkan ialah Aura Waktu Setengah Abad ITB. Bersamaan dengan judul buku Aura Biru: Catatan Para Pelaku Sejarah ITB, buku ini secara resmi diluncurkan bertepatan pada Peringatan 89 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia pada Sabtu (04/07/09) bertempat di Aula Barat ITB.
Secara simbolis, Rektor ITB, Djoko Santoso memberikan kedua buku ini kepada Rudi Rubiandi (dosen teladan ITB), Dede Koswara (karyawan teladan ITB), perwakilan mahasiswa, serta perwakilan Kompas.

Buku Aura Waktu Setengah abad ITB merupakan buku yang berisikan sejarah ITB. Selain Acep, tim penulis juga beranggotakan Yasraf Amir Piliang, Armi Susandi, Hawe Setiawan, Yulianto Agung, dan Atep Kurnia. Buku ini menuturkan sejarah Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak perguruan tinggi ini dirintis pada jaman kolonial hingga berkembang mencapai keadaan dewasa ini. Pada jaman-jaman yang dilewatinya, ITB senantiasa berupaya menanggapi situasi dengan berbagai konsekuensinya. Dan pengalaman itulah yang mendewasakan ITB hingga saat ini.

Sedangkan buku kedua bertajuk Aura Biru: Catatan Para Pelaku Sejarah ITB. Buku ini disunting oleh Aman Mostavan, B. Kombaitan, Ismunandar, dan Imam Sudjudi. Buku ini berupa kumpulan tulisan kenangan ITB dari berbagai penulis dan latar belakang rumpun ilmu. Tak kurang dari 48 tulisan yang berpartisipasi. Beberapa tulisan yang dimuat seperti "Universalitas Ganesa dalam Pendidikan" karya Srihadi Soedarsono, "ITB Yang Terpercaya dan Mengabdi" karya Wiranto Arismunandar, dan "Strategi Pengembangan Budidaya ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Tengah Gelombang Pembaharuan Knowledge-Age" oleh Iskandar Alisjahbana.

Penamaan Aura Biru ini memiliki arti terendiri. Aura dapat diartikan sebagai sebagai sinar, cahaya wajah dari para pelaku sejarah yang memiliki kharisma. Aura juga bisa dikaitkan dengan aurum (emas) jadi ada kaitannya dengan Dies Emas juga. Sedangakan Biru dianggap dapat melambangkan teknologi seperti warna khas ITB. Warna dengan panjang gelombang paling energitik dalam spektrum sinar tampak ini dapat juga mengiaskan pemandangan dan wawasan yang jauh ke depan.