Baicon Focus 2024, Menjembatani Keseimbangan antara AI dan Identitas Budaya
Oleh Anggun Nindita -
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Kelompok Keahlian Literasi Budaya Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung (KK LBV FSRD ITB) menggelar konferensi internasional bertajuk "Bandung International Conference for Cultural Studies (Baicon Focus) 2024", Rabu-Kamis (16-17/10/2024) di ITB Kampus Ganesha.
Agenda ini mengangkat tema "Interpreting the Global/Local Culture against the Challenge of Artificial Intelligence and Machine Learningβ. Konferensi tersebut berfokus dengan pembahasan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Ketua Baicon Focus 2024, Dr. Dana Waskita, S.S., M.App.Ling.
Ketua Baicon Focus 2024, Dr. Dana Waskita, S.S., M.App.Ling., menyatakan tema ini dipilih mengingat pesatnya perkembangan teknologi. Terlebih hadirnya AI mampu mendefinisikan ulang dunia serta mendorong inovasi yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.
"Namun, kemajuan ini juga menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran bagaimana kita bisa menjaga agar identitas budaya, tradisi, dan nilai-nilai lokal tetap ada di tengah perubahan teknologi? Bagaimana kita menyeimbangkan jangkauan global AI dengan kebutuhan masyarakat lokal? Pertanyaan-pertanyaan ini akan dijawab dan didiskusikan dalam Baicon Focus tahun ini,β tuturnya.
Sekretaris Institut ITB Prof. Dr.-Ing. Ir. Widjaja Martokusumo.
Sementara itu, Sekretaris Institut ITB Prof. Dr.-Ing. Ir. Widjaja Martokusumo mengatakan bahwa ITB berkomitmen untuk berkontribusi dalam setiap perubahan, baik di kancah nasional maupun internasional.
βITB siap terjun di setiap sektor, tidak hanya teknologi tapi juga kultur. Salah satu tantangan kita adalah menghadapi dunia yang semakin dinamis, termasuk bagaimana hidup di tengah perkembangan AI. Teknologi ini dapat memberikan berbagai dampak dalam kehidupan, termasuk terhadap kultur. AI bisa menciptakan peluang baru dan membantu manusia dalam berbagai hal. Oleh karena itu, kita berkumpul di sini untuk membicarakan hal tersebut,β ujarnya.
Konferensi ini menghadirkan lima akademisi internasional sebagai pembicara utama, antara lain Professor Masato Fukushima dari The University of Tokyo (Jepang), Professor Natalya Lusty dari The University of Melbourne (Australia), Martin Rendel dari University of Cologne (Jerman), Assc. Prof. Mumtaz Mokhtar dari Universiti Teknologi MARA (UiTM) (Malaysia), dan Prof. Yasraf Amir Piliang dari ITB (Indonesia).
Selain pembicara utama, puluhan akademisi dari berbagai daerah di Indonesia juga akan mempresentasikan karya ilmiah dalam tiga tema utama, yaitu Budaya Visual, Budaya dan Peradaban, serta Bahasa dan Literasi. Konferensi ini diharapkan menjadi wadah bagi peserta untuk memperluas wawasan, berdiskusi, dan bertukar pikiran mengenai AI yang terus berkembang.