Bangun Pengolahan Sanitasi Aman, Mahasiswa KKN-D ITB Buat Biofilter dari Air Minum Kemasan Bekas

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id – Setelah satu bulan berdedikasi dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN)-D 2023, Mahasiswa ITB akhirnya berhasil menyelesaikan proyek KKN yang dilaksanakan di Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Kegiatan KKN ini telah berhasil meningkatkan akses sanitasi melalui pembangunan infrastruktur sanitasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan.

Program ini dilatarbelakangi oleh kondisi fasilitas umum MCK Cikulah yang ada di daerah tersebut. Karena banyak warga yang menggunakan fasilitas umum ini dan minimnya perawatan, mengakibatkan MCK Cikulah tersebut mengalami berbagai kerusakan. Selain itu, kondisi pengolahan air limbah domestik yang terpasang juga belum sesuai dengan standar yang ditentukan, sehingga berpotensi mencemari lingkungan serta berbahaya meresap ke tanah dan mencemari sumber air tanah.

Kondisi MCK Cikulah Sebelum Renovasi. (Sumber: Dok. Pribadi Kelompok KKN)

“Setelah kami melakukan survei dan transect walk bersama warga, ternyata terdapat 15 Kepala Keluarga yang menggunakan MCK ini, bahkan bisa lebih. Jadi program kami itu berpotensi untuk dilaksanakan di sini,” ucap Rafly (RIL’19) selaku ketua kelompok KKN-D 2023.

Melihat permasalahan tersebut, delapan mahasiswa yang berasal dari berbagai program studi di ITB tergabung dalam proyek ini dengan tekad untuk meningkatkan kelayakan fasilitas MCK Cikulah tersebut. Fokus utama mereka adalah merenovasi MCK Cikulah serta membangun fasilitasi sanitasi yang aman dan higienis melalui produk yang mereka rancang yaitu “Biofilter Ramah Lingkungan (BioRaLing)”.

“Jadi Biofilter yang kami buat merupakan inovasi media biofilter berbahan dasar botol AMDK atau Air Minum dalam Kemasan. Nah dari botol ini tuh kami rancang untuk bisa jadi biofilter, sehingga pengolahan limbahnya itu lebih mudah, murah, aman, dan tentunya memenuhi baku mutu air limbah domestik, serta lebih ramah lingkungan dari tangki septik biasa,” ujar Rafly.

Proses implementasi program ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Pada tahap perencanaan dilaksanakan beberapa kegiatan, yaitu survei MCK Cikulah, survei terhadap perilaku dan fasilitas sanitasi masyarakat, dan transect walk. Melalui tahap ini, mereka mengetahui kondisi MCK Cikulah, data perilaku dan fasilitas sanitasi masyarakat setempat, serta sebaran warga yang aktif dan pasif pengguna MCK Cikulah.

Proses Pembuatan Biofilter. (Sumber: Dok. Kelompok KKN)

Selanjutnya tahap pelaksanaan, pada tahap ini dilakukan proses pembuatan media biofilter yang berbahan dasar 4000 botol kemasan minuman plastik. Melalui keterlibatan warga, biofilter ini berhasil dibuat dan diimplementasikan untuk meningkatkan sistem pengolahan air limbah di MCK Cikulah. Selain itu, pada hari yang sama juga dilaksanakan kegiatan bersih-bersih lingkungan kampung yang diikuti oleh seluruh kalangan masyarakat. Selain itu, dilakukan juga renovasi MCK Cikulah yang mencakup penggantian pintu, perubahan saluran perpipaan pembuangan, penambahan toilet baru, dan pengecatan.

Sosialisasi PHBS. (Sumber: Dok. Pribadi Kelompok KKN)

Selain program pembangunan fisik, kelompok KKN ini juga melaksanakan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Focus Group Discussion (FGD) bersama warga. Sosialisasi PHBS ini diikuti oleh seluruh kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa, dengan muatan yang disesuaikan. Sedangkan FGD diikuti oleh para orang tua, khususnya pengguna aktif dan pasif MCK Cikulah. Tujuan dilaksanakannya FGD ini adalah tidak lain untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di lingkungan MCK Cikulah serta menciptakan kesadaran bersama tentang pentingnya menjaga kebersihan dan meningkatkan rasa kepemilikan terhadap fasilitas umum MCK Cikulah.

Kondisi MCK Cikula Setelah Renovasi. (Sumber: Dok. Pribadi Kelompok KKN)

FGD ini juga menjadi tahap evaluasi serta penutup dari seluruh rangkaian KKN yang dilaksanakan di Desa Cipacing. Menurut Rafly, keberhasilan program ini terlaksana berkat kekompakan dan semangat gotong royong dari mahasiswa ITB, pemerintah desa setempat, serta partisipasi aktif masyarakat setempat. Selain itu, dia juga berharap kegiatan positif ini bisa menginspirasi mahasiswa dan perguruan tinggi lainnya untuk terlibat lebih aktif khususnya dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat di berbagai wilayah.

Reporter: Mufti Ali Farkhan (Oseanografi, 2021)