CbDiag, Alat Pendeteksi Kondisi Accu Canggih Ciptaan Mahasiswa ITB

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Dok. Pribadi

BANDUNG, itb.ac.id – Mahasiswa Institut Teknologi Bandung kembali berinovasi dan menciptakan karya yang canggih dan bermanfaat untuk kehidupan sehari – hari. Mereka adalah mahasiswa dari jurusan Teknik Elektro yang berhasil membuat CbDiag, sebuah  alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi accu (aki) kendaraan.


Karya ini merupakan hasil tugas akhir dari Bondan Ari Rahmawan (13214104), Charlie Tahar (13215079) dan M. Salman Galileo (13215003). Alat tersebut dibuat dengan tujuan utama mencegah terjadinya soak aki mendadak akibat ketidaktahuan pengendara tentang kondisi aki mobilnya. Alat ini dipamerkan pada acara Electrical Engineering Days 2019, yaitu sebuah acara pameran tugas akhir mahasiswa Teknik Elektro ITB pada 7 Agustus 2019 di Aula Timur ITB.

“Alat ini juga dibuat karena banyak pengendara mobil saat ini cuma bisa tahu kondisi akinya kalau dibawa ke bengkel,” tutur Charlie

Selain itu, faktor lain yang melatarbelakangi diciptakannya alat ini adalah alat yang dijual untuk mengecek kondisi aki hanya memonitor tegangan. Hal ini tentunya tidak cukup untuk menguji apakah aki mobil masih bisa dipakai atau tidak untuk melakukan proses starter pada mobil. Saat ini, terdapat pula alat yang mampu menguji kemampuan arus dari aki mobil, namun hal tersebut sangatlah berbahaya.

“Alat tersebut berbahaya karena menarik arus tinggi dan akan membuat aki yang hampir rusak menjadi rusak berdasarkan pengalaman tim kami. Selain itu, penggunaan alat tersebut juga tidak mudah,” ujar Charlie

Alat ini memiliki manfaat yang cukup utama bagi pengguna kendaraan, yakni pengguna dapat mengecek sendiri kondisi aki kendaraan mereka tanpa perlu pergi ke bengkel terdekat. Dengan ini, pengguna dapat mencegah kerugian waktu dan finansial akibat aki soak mendadak ketika memakai kendaraan, baik untuk kepentingan kerja, mudik, dan lainnya. 

*Dok. Pribadi

Beberapa fitur unggulan yang menjadi daya tarik utama alat ini yaitu bisa digunakan untuk diagnosis aki mobil, mudah digunakan, bisa memberikan info tambahan seperti tegangan dan kapasitas aki, tidak rusak bila dipasang terbalik, dapat menompan hingga 100 hasil terakhir, dapat disinkronkan dengan ponsel android untuk notifikasi dan akses data diagnosis, serta mudah untuk dirawat, yakni hanya perlu disimpan di tempat kering dan tidak perlu ganti baterai.

Pada alat ini, terdapat tiga jenis indikator kondisi aki, yaitu Baik, Hati – Hati, dan Buruk. Jika alat mengindikasikan Baik, maka aki masih bisa dipakai menyalakan mobil untuk waktu yang cukup lama. Indikasi Hati – Hati memberikan pesan kepada pengendara untuk merencanakan penggantian aki dalam waktu dekat. Apabila aki terindikasi buruk, maka pengguna harus segera mengganti aki, karena kemungkinan aki soak sangat tinggi ketika sudah terindikasi Buruk.

*Dok. Pribadi

Untuk melakukan pembuatan alat ini, digunakan teknologi pengukuran hambatan dalam dari baterai. Dalam pemodelannya, baterai dimodelkan sebagai sumber tegangan dan hambatan dalam. Hambatan dalam ini yang nantinya akan diukur dan menjadi acuan kondisi aki mobil, mengingat pada proses penyalaan mobil, terdapat arus listrik yang sangat tinggi yang akan ditarik dari aki. Selain itu, terdapat proses  charge dan discharge pada aki yang nantinya menyebabkan efek sulfasi akibat adanya reaksi tidak sempurna. Karena hal tersebut, nilai hambatan dalam aki akan meningkat dan mengurangi kemampuan penghantaran arus pada aki.

“Kami mempertimbangkan bahwa alatnya harus bersifat portable dan aman bagi pengguna. Akhirnya, diputuskan bahwa metode ini yang digunakan,” tutur Charlie

Ke depannya, mereka berharap bahwa alat mereka bisa digunakan dan bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. Selain itu, mereka juga memiliki rencana pengembangan CbDiag, yakni kemampuan prediksi waktu soak aki, yang tentunya akan sangat membantu para pengguna kendaraan.

Reporter: Verdyllan Nurendra Agusta (Teknik Industri 2016)