Ceramah Umum Mendiknas: “ITB yang Berakhlak”
Oleh
Editor
BANDUNG, itb.ac.id - Prof. Dr. Bambang Soedibyo, MBA, Menteri Pendidikan Nasional Indonesia, tadi siang (6/2) memberikan ceramah umumnya kepada para dosen ITB di Auditorium Sasana Budaya Ganesha. Dipandu oleh Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc., acara ceramah umum ini terlambat satu setengah jam dari jadwal yang seharusnya. Walaupun demikian, para dosen tidak beranjak dari kursinya. Acara ini dibagi ke dalam dua sesi, yakni penyampaian ceramah dan sesi diskusi. Berlangsung selama kurang lebih satu jam, Mendiknas memecut semangat para dosen ITB untuk bersama-sama menjadikan ITB universitas berkelas dunia.
Dalam ceramah umumnya yang bertemakan "Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Indonesia Masa Depan dalam Kerangka Pendidikan Nasional", Mendiknas mempresentasikan kebijakan pendidikan nasional dalam masa jabatannya. “Ada tiga pilar kebijakan pendidikan, yakni pemerataan dan perluasan akses pendidikan; peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan; penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan. Beban utama ITB adalah pilar yang kedua, yakni peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan. Pilar yang pertama seyogyanya dibebankan kepada pendidikan dasar dan menengah.”
Menjawab pertanyaan dari salah seorang dosen tentang peran kaum pakar dan inetelektual dalam penanganan masalah-masalah bangsa seperti masalah sampah yang sempat melanda Bandung, dan banjir yang kini melanda Jakarta, Mendiknas pun menjawab bahwa ITB harus membuat suatu sistem pengabdian masyarakat yang bagus. “ITB harus menjadi universitas berbasis riset yang berkelas dunia, namun jangan tercerabut dari akar sosio-kultural bangsanya sendiri. Maka pengabdian masyarakat yang ITB berikan pun harus yang berkelas dunia. Usaha ITB untuk melakukan pengabdian masyarakat harus dilihat dari perilakunya, tidak cukup dengan niat semata. ITB harus menunjukkan akhlaknya yang baik.”
Mengenai peringkat ITB yang mengalami peningkatan drastis berdasarkan Times Higher Education, dari peringkat 428 dunia menjadi peringkat 258, Mendiknas berucap bahwa ia lebih menghargai akreditasi berkelas internasional ketimbang ‘rangking-rangking’-an. “Untuk itu saya siap mendukung ITB agar dapat mendapatkan akreditasi dari Accrediation Board of Engineering and Technology (ABET),” lanjutnya.