CRAVA 2017: Ekspresi Karya Seni Mahasiswa Kriya 2016 ITB Cirebon
Oleh Cintya Nursyifa
Editor Cintya Nursyifa
BANDUNG, itb.ac.id – Sela-sela ujian akhir semester ganjil di ITB kembali diwarnai dengan suasana estetis dari Mahasiswa ITB. CRAVA, sebuah pameran akademik, yang diadakan oleh mahasiswa Kriya ITB Cirebon angkatan 2016. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Senin (11/12/17) resmi digelar di Kampus ITB Jatinangor.Adapun karya yang dpamerkan merupakan hasil realisasi desain mahasiswa pada mata kuliah aksesoris fashion selama satu semester. Karya yang dihasilkan sangat beragam, mulai dari gelang, kalung, tas dan sebagainya. Selain karya, ditampilkan pula portofolio yang berisi proses-proses berkarya, mulai dari pencarian ide, gagasan, konsep, material, hingga hasil akhir karya.
Selain itu, CRAVA ini sebagai pelopor dan pionir pameran seni, desain, terkhusus kriya yang diadakan di ITB kampus Jatinangor. Untuk memperkenalkan kriya juga sebagai pembuktian, dan pengenalan kepada mahasiswa, dosen, dan khalayak umum tentang mahasiswa kriya cirebon, bahwa kami sudah membuat sebuah karya dan acara yang menjadi awal dari kami untuk membuat karya dan inovasi-inovasi terbaru yang tak terbatas. Kesan kami pasti senang dan bangga, karna bisa menjadi pelopor dan pionir. Tapi kami tidak boleh cepat puas, karena kami harus memberikan sesuatu yang lebih, untuk kampus kami, terutama itb kampus cirebon,masyarakat, indonesia, dan dunia.
Salah satu karya yang dipamerkan adalah HANJI, karya ini yang terinspirasi dari teh. Menurut Reza (Kriya 2016) karya yang dibuatnya ini terinspirasi dari pengamalan pribadinya. “Teh itu memiliki makna filosofi kebersamaan, sebuah kehangatan, terutama dengan keluarga dan orang-orang terdekat kita. Saya membuat 2 jenis tas untuk traveling, yaitu bag pack dan totebag, yang berbahan kanvas yang telah diwarnaui dengan pewarna natural teh hitam dan kulit suede, agar kuat menahan beban isi tas. Lalu target market saya adalah orang-orang yang suka dengan kegiatan travelling bersama keluarganya, teman-temannya, ataupun orang terdekatnya. Dari situlah representasi dari makna filosofis sebuah teh. Konsep ini pun agar orang-orang semakin dekat dengan alam, semakin meluangkan waktu bersama keluarga, agar mendapat sebuah kehangatan dari kebersamaan. Maka itu lah, saya namakan brand karya saya ini HANJI, yang memiliki kepanjangan Hangat Jiwa,” tutur Reza.
Salah satu pengunjung yang tertarik adalah Theresa (Rekayasa Hayati 2014), “Mungkn karena dekorasi dan barang yang di-display itu original dan handmade. Terus setiap bagian itu beda-beda dan menggambarkan pembuatnya gitu, jadi unik. Kita bisa dapat impresi masing-masing dari tenan- nya which is cool, tutur Tessa.Mahasiswa Kriya sendiri memiliki semangat untuk terus bereksplorasi terutama dari bahan baku, proses, dan karya yang semakin unik dan semakin bermanfaat.
Dokumentasi: Reza Farras Abiyyu (Kriya 2016)