Solusi Udara Bersih Bandung dari Aspek Transportasi
Oleh Krisna Murti
Editor Krisna Murti
Bandung, itb.ac.id - Selasa (1/5), Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) bekerja sama dengan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLHD) Bandung mengadakan seminar dan diskusi panel "Udara Bersih dan Transportasi: Solusi Dari, Oleh, dan untuk Kita Bersama." Acara ini sebenarnya merupakan sosialisasi hasil penelitian korelasi perilaku mengemudi dengan pencemaran udara yang telah dilakukan antara ITB dengan BPLHD. Para peneliti ITB yang turut dalam penelitian yang disponsori CIDA dan Asian Institute of Technology ini berasal dari Kelompok Keahlian (KK) Pengelolaan Udara dan Limbah, KK Teknologi Pengelolaan Lingkungan, serta KK Rekayasa Transportasi.
Kendaraan angkutan umum, atau 'angkot' menjadi pehatian besar dalam pembahasan. Terutama ini berkenaan dengan perilaku mengemudi angkot yang suka berhenti seenaknya. Kalaupun tidak berhenti, angkot menyebabkan arus lalu lintas menjadi lambat,” tutur Ir. Driejana, MSCE, PhD, ketua tim peneliti “Kendaraan terpaksa bergerak dalam kecepatan rendah dan mesin menjadi tidak efisien. Hasilnya, emisi kendaraan akan lebih tinggi.” Sebagai salah satu hasil penelitiannya, staf pengajar Teknik Lingkungan ini memaparkan pembangunan shelter khusus untuk angkot akan mengurangi efek negatif ini. Bahkan dari penelitian terungkap bahwa 60 persen dari pengemudi angkot yang disurvei menyetujui konsep pembangunan shelter.
Peningkatan pengetahuan akan bahaya pencemaran udara serta cara kita mulai menanggulanginya akan berpengaruh positif pada kesadaran para pengguna jalan, terutama, sopir angkot untuk mengubah perilaku berkendaranya. Konsep eco-driving juga dikenalkan dalam diskusi panel. Eco-driving adalah cara berkendara yang ramah lingkungan dan hemat bahan bakar. Dengan perilaku mengemudi yang ramah lingkungan, akan diidapatkan keuntungan pribadi melalui penghematan bahan bakar dan biaya perawatan mesin, sekaligus lingkungan udara yang lebih sehat dan bersih.