Ikatan Alumni ITB Selenggarakan Webinar Tentang Web 3.0 dan Revolusi Zero Waste

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) menyelenggarakan webinar dengan judul “Disrupsi Teknologi 4.0: Antar Dampak dan Dunia Meta” pada Selasa (15/2/2022). Webinar ini menghadirkan dua alumni ITB yang juga pendiri startup. sebagai pembicara yaitu Co-Founder QYOS, Darina Maulana (Desain Interior’2014) dan Founder Pandawalabs dan Product Manager Google, Himawan Nugroho (Teknik Mesin’1994).

Materi pertama dipaparkan oleh Darina Maulana (Desain Interior, 2014) yang merupakan Co Founder dari QYOS. Darina menyampaikan materi tentang Revolusi Konsumsi Zero-waste dengan Refill-tech. Isu tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan di Indonesia, terutama di Jakarta sudah sangat memburuk. Setiap harinya ada 2000 ton sampah plastik di Jakarta. “Maka dari itu, diciptakanlah perusahaan teknologi refill untuk produk harian FMCG, untuk mengurangi sampah plastik bernama QYOS,” jelas Darina.

QYOS menerapkan berbagai strategi dalam setiap proses produksi, distribusi, dan juga konsumsi. Untuk mempersiapkan proses produksi, QYOS menghimpun para consumer insight dan melakukan produksi yang responsible terhadap alam. Untuk proses distribusi, dilakukan distribusi yang ramah lingkungan, dan untuk konsumen, QYOS memberikan produk yang terjangkau dan familier.

Target pasar utama dari QYOS adalah para ibu-ibu di perkotaan. Sementara itu, strategi promosi QYOS memanfaatkan Tiktok dan Instagram. Hasil konkritnya, dalam satu tahun, QYOS berhasil mengurangi pemakaian kantong plastik sebanyak 5000 kantong plastik dalam satu tahun.

Pemaparan materi kedua disampaikan oleh Himawan Nugroho (Teknik Mesin’1994) yang merupakan Founder dari Pandawa Labs dan juga Product Manager Google. Himawan memulai pemaparan tentang jenis Web dari era ke era. Mulai dari Web 1.0, Web 2.0, dan Web 3.0. Web 1.0 merupakan web yang hanya menyediakan sistem yang tersentralisasi. Kemudian hadir Web 2.0 yang memungkinkan para user untuk menciptakan konten di web.

Kini ada Web 3.0 yang tidak hanya secara akurat menafsirkan apa yang pemakai masukkan, tetapi benar-benar memahami semua yang pemakai sampaikan, baik melalui teks, suara, atau media lain, di mana semua konten yang pemakai konsumsi lebih disesuaikan untuk pemakai daripada sebelumnya. Web 3.0 ini secara infrastruktur diisi oleh Decentralized Apps, Smart Contracts, dan Blockchains. Web 3 ini digunakan untuk cryptocurrency, NFT, dan decentralized finance.

Selanjutnya, Himawan menjelaskan tentang Pandawa Labs. “Pandawa Labs adalah launchpad buat orang-orang Indonesia belajar, membentuk komunitas, dan tempat meluncurkan produk Web 3.0 dan NFT,” jelas Himawan. Maka dari itu, Pandawa Labs hadir untuk membantu masyarakat Indonesia untuk belajar, berkomunitas, dan juga menjadi tempat bisnis yang asli untuk dapat membantu masyarakat Indonesia paham dan dapat memanfaatkan Web 3.0. Pandawa Labs masih dalam proses pengembangan dan sebentar lagi siap diluncurkan.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)