43 Delegasi USM Malaysia Kunjungi ITB Bahas Penguatan Kerja Sama untuk Menjawab Isu Sustainability di ASEAN

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

Sebanyak 43 delegasi dari Universiti Sains Malaysia (USM) mengikuti kegiatan pembukaan international joint workshop dan international student inbound di gedung Basic Science Center ITB. (Foto: Adi Permana/Humas ITB)

BANDUNG, itb.ac.id—Institut Teknologi Bandung menerima kunjungan delegasi dari Universiti Sains Malaysia (USM) sebanyak 43 orang di Gedung Basic Science Center A (BSC A) FMIPA ITB, Kamis (16/3/2023).

Para delegasi terdiri atas 14 dosen , 7 staf, dan 22 mahasiswa USM, Mereka melakukan berbagai kegiatan terkait dengan isu regional yaitu keberlanjutan (sustainability) yang merupakan isu penting dari 17 isu SDGs.

Kunjungan ini dibagi menjadi dua kegiatan besar, yaitu International joint workshop ITB-USM dengan tema “Physics of Earth and Sustainability” dan International student inbound yang berlangsung dari tanggal 15-21 Maret 2023.

Kedua universitas besar dari Indonesia dan Malaysia ini mempunyai perhatian yang sama akan pentingnya isu regional terkait keberlanjutan di ASEAN. Penguatan dan percepatan akan hal tersebut menjadi perhatian bersama. Terlebih tahun ini Indonesia menjadi ASEAN chairmanship mengusung ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.

Semua mahasiswa USM bergabung dengan mahasiswa ITB untuk mengikuti program pertukaran pelajar dan credit earning untuk mengambil kuliah sebanyak 2 SKS dari ITB untuk mata kuliah FI-3261 Ekonofisika (Econophysics and Sociophysics) di Prodi Fisika FMIPA ITB dengan dosen pengampu adalah Dr. Acep Purqon.

Kegiatan dibuka oleh Dekan FMIPA ITB, Prof. Dr. Wahyu Srigutomo selaku Dekan FMIPA ITB dan juga Wakil Dekan USM, Dr. Fadzli M. Nazri. Kedua universitas besar di ASEAN ini berperan penting untuk menyelesaikan berbagai masalah dan menghasilkan inovasi dan teknologi yang bisa menyelesaikan masalah regional di ASEAN.

Dekan FMIPA ITB menyerahkan cinderamata kepada wakil dekan USM. (Foto: Adi Permana/Humas ITB)

Ketua penyelenggara kegiatan Dr. Acep Purqon mengungkapkan bahwa kegiatan ini juga sekaligus sebagai kick-off meeting kuliah kolaborasi antara USM dan ITB terkait isu-isu penting global di mana para generasi muda yang akan memegang tongkat estafet tersebut punya ide-ide penyelesaian global dan bersiap dengan masa depan bersama terkait bagaimana teknologi dan inovasi bisa menjadi percepatan target-target 17 SDGs di kedua negara.

Sambutan Dr. Acep Purqon. (Foto: Adi Permana/Humas ITB)

Dosen FMIPA dari bidang sistem kompleks ini juga menuturkan bahwa untuk penyelesaian masalah yang kompleks, tidak bisa diselesaikan lagi oleh satu disiplin ilmu. Butuh kolaborasi multidisiplin. Perkuliah ini dirancang terdiri dari berbagai modul-modul untuk mahasiswa bisa berkiprah di masyarakat dan memperbincangkan berbagai inovasi untuk solusi terkait SDGs (sustainable development goals) dan strategi percepatannya regional bersama antara Indonesia dan malaysia. Misalnya pada persoalan pangan, energi, air bersih, pendidikan, infrastruktur, dan kemitraan.

Kuliah ini juga dilengkapi RBL (Research Based Learning) dari beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok ada perwakilan ITB dan USM, lalu bagaimana metode yang digunakan bisa digunakan untuk solusi berbagai masalah dari 17 bidang SDGs.

Para mahasiswa ditantang untuk menyelesaikan beragam masalah pada berbagai bidang SDGs dengan tema-tema di atas melalui metode-metode yang sudah dipelajari pada bidangnya masing-masing, lalu didiskusikan dari berbagai latar belakang bidang untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas untuk didapatkan opsi solusinya secara bersama dan multidisiplin.