CIBE ITB Diharapkan Mampu Menjadi Pusat Perkembangan Infrastruktur di Indonesia

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan diwakili Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin, M.Sc., menjadi keynote speaker dalam acara launching event Center for Infrastructure and Built Environment, Selasa (17/9/2019) di Gedung CIBE-ITB, Jalan Ganesa No.10 Bandung. Ridwan menyampaikan topik tentang perkembangan infrastruktur di Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa infrastruktur dan sumber daya manusia merupakan hal pokok yang dibawa oleh Presiden Joko Widodo dalam visinya. Dalam perkembangannya, sebaran infrastruktur Indonesia masih mengalami defisit. Total investasi infrastruktur sendiri sekitar Rp 4.150 triliun namun pemerintah hanya dapat mendanai 30% - 40% total investasi. Oleh karena itu bantuan mitra swasta menjadi salah satu langkah lain yang dilakukan, kata Ridwan.

Menurutnya, perkembangan infrastruktur menjadi salah satu langkah penting di Indonesia untuk menurunkan biaya logistik yang mahal. Salah satu langkah yang telah dilakukan dalam penurunan biaya logistik nasional oleh pemerintah yaitu integrasi pelabuhan, pelayaran, dan industri. Dibentuknya tol laut dan beberapa pembangunan pelabuhan di Indonesia dapat menekan biaya logistik dan mampu mendukung persebaran industri beserta barang di seluruh Indonesia.

Namun sayangnya menurut Ridwan, pertumbuhan perekonomian dan infrastruktur masih belum tersebar dengan merata di Indonesia dan masih berpusat di Pulau Jawa. Beberapa kendala seperti kurangnya sumber daya manusia di luar Jawa menjadi salah satu faktor pertumbuhan infrastruktur dan ekonomi masih berpusat di Pulau Jawa. Untuk itu pemerintah kini menerapkan program pemerataan pembangunan melalui koridor pembangunan wilayah di luar Jawa.

Perkembangan teknologi juga menjadi hal yang penting selain infrastruktur dan sumber daya manusia dalam mendukung perkembangan perekonomian di Indonesia. Inovasi mobil listrik adalah yang menjadi fokus Indonesia ke depan dalam hal perkembangan teknologi. “Untuk itu dalam rangka meningkatkan perkembangan teknologi di Indonesia, triple helix (pemerintah, industri, dan perguruan tinggi) perlu diperkuat agar teknologi yang diciptakan juga dapat masuk ke pasar industri dan mampu mendukung perekonomian di Indonesia,” ujarnya.

Ia melihat, tantangan bagi Indonesia ke depan ialah harus mampu menarik investor dengan prinsip credibility di mana Indonesia sangat terbuka dalam hal bisnis dan terintegrasi ke rantai logistik, certainty di mana peraturan dapat diprediksi dan dapat dialokasikan pada seluruh elemen masyarakat serta adanya tata kelola perusahan melalui kebijakan presiden. “Dengan adanya gedung CIBE ini dapat mendukung perkembangan penelitian yang mampu mendukung perkembangan infrastruktur dan industri di Indonesia,” ujar Ridwan yang juga alumni ITB itu.

“Tanpa bermaksud mengecilkan profesi lain, insinyur di Indonesia masih sangat sedikit sekitar 3 dari 1000 orang. Jadi, saya kira ini menjadi pekerjaan yang cukup besar sebagai upaya dalam meningkatkan profesi insinyur di Indonesia,” tambahnya.

Acara tersebut dibuka terlebih dahulu oleh Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Prof. Ir. Ade Sjafruddin, M.Sc., Ph.D. serta sambutan oleh Ketua Center for Infrastructure and Building Environmental, Prof. Ir. N.R. Reini Djuhraeni W. MSCE, Ph.D., dan dari Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni, dan Komunikasi, Dr. Miming Miharja, ST, M.Sc. Eng.



Pada kesempatan yang sama, ITB dan delapan mitra perusahaan di Indonesia antara lain PT. Kayu Lapis Indonesia, PT. Glodon Technical Indonesia, PT. Gunung Baja Konstruksi, PT. Hutama Karya Infrasturktur, PT. Wijaya Karya Beton, Tbk., PT.Waskita Karya (Persero) Tbk, Trimble Solutions (SEA) Pte. Ltd., PT. Cigading Habeam Centre, juga menjalin nota kesepahaman bersama dalam bidang pendidikan.



Disampaikan oleh Dekan FTSL, Prof. Ir. Ade Sjafruddin, M.Sc., Ph.D., kegiatan launching kedua gedung CIBE ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjadikan gedung CIBE sebagai sentra mitra industri untuk memperkuat penelitian dan pendidikan serta kontribusi di masyarakat. Sebelumnya tidak hanya delapan mitra perusahaan yang menjalankan nota kesepahaman dengan FTSL ITB melainkan ada beberapa perusahaan lain. Delapan perusahaan yang menjalankan nota kesepahaman pada acara tersebut merupakan delapan perusahaan yang akan dan telah menjalankan program kerja sama dengan gedung CIBE. Nantinya kerja sama yang dilakukan diharapkan dapat mendukung perkembangan pendidikan dan penelitian di ITB terutama di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan.

Reporter: Zalza Puspita Arum (Teknik Kelautan, 2016)