Forum Guru Besar ITB Bahas Potensi Air sebagai Sumber Bahan Bakar

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id – Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung menggelar webinar dalam rangkaian serial “ITB untuk Bangsa” yang menghadirkan para profesor dan dosen dari berbagai fakultas di ITB. Forum Guru Besar ITB yang dihelat pada Rabu (25/5/2022) ini membahas tentang “Potensi Air sebagai Bahan Bakar”. Webinar ini dihadiri oleh para dosen ITB dari berbagai fakultas dan sekolah. Mulai dari Prof. Robert Manurung dari SITH ITB, Prof. Yogi Wibisono Budhi dari FTI ITB, dan Dr. Tri Yuswidjajanto dari FTMD ITB.

Materi pertama pada acara ini disampaikan oleh Guru Besar SITH ITB, Prof. Robert Manurung dengan judul materi “Memanen Energi Surya sebagai Sumber Energi Berkelanjutan Bagi Kehidupan”. Mengutip dari US Department of Energy, Robert Manurung menjelaskan bahwa hydrogen fuel merupakan salah satu sumber energi alternatif paling menjanjikan untuk masa depan. Selain itu, hydrogen fuel juga menjadi sumber energi bebas polusi.

“Namun, ada berbagai alasan mengapa air tidak dimanfaatkan menjadi sumber energi domestic fuel. Pertama, hidrogen adalah bahan yang sulit didapat dan biaya produksinya sangat tinggi. Selain itu, hidrogen memiliki sifat yang sangat eksplosif dan juga tidak dapat terbakar pada laju yang rendah,” jelas Prof. Robert Manurung.

Selain itu, air juga tidak mungkin dapat menjadi bahan bakar tanpa ada pasokan campuran energi dari luar. 48% produksi H2 saat ini dihasilkan dari proses steam methane reforming,18% dari gasifikasi batubara, dan 30% dari hydrocarbon cracking.

Selanjutnya, materi kedua pada acara ini dipaparkan oleh Guru Besar FTI ITB, Prof. Yogi Wibisono Budhi dengan judul materi “Intensifikasi Proses Produksi H2 sebagai Energi Bersih Masa Depan”. Implementasi dari intensifikasi proses dalam produksi hidrogen dilakukan melalui pengembangan peralatan, material, dan metode yang inovatif dan kreatif.
“Hidrogen menjadi salah satu sumber energi masa depan yang menjanjikan karena dapat diaplikasikan secara luas, Hidrogen dapat digunakan untuk menjadi synthetic fuel. biomass, pupuk, pembangkit tenaga nuklir, baterai, hingga pemurnian logam,” papar Prof. Yogi.

Namun, dalam proses produksi hidrogen, tepatnya pada proses pemecahan molekul hidrogen, diperlukan energi yang sangat besar hingga 5.7 mega watt per jam energi panas dan 39 megawatt per jam energi listrik. Maka dari itu secara kelayakan ekonomi, pemanfaatan hidrogen ini hampir tidak mungkin. Namun, masih ada alternatif terdekat yang dapat ditempuh yaitu penciptaan energi listrik dari air.

Lalu, pemaparan materi terakhir pada acara ini dipaparkan oleh Dosen FTMD ITB, Dr. Tri Yuswidjajanto dengan judul materi “Pemanfaatan Hidrogen untuk Bahan Bakar Kendaraan Bermotor”. Dr. Tri memaparkan bahwa produksi hidrogen paling efektif adalah dari gas alam melalui proses steam reforming yang juga harus melalui proses mekanisme carbon capture.

“Hidrogen dapat dipergunakan pada kendaraan bermotor. Pertama, pada Internal Combustion Engine Vehicle (ICEV) akan tetap menghasilkan emisi NO yang dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf dan gangguan pernapasan. Untuk mengendalikan emisi NO, diperlukan sistem kontrol pengendali pembakaran. Sementara itu, pada Fuel Cell Electric Vehicle (FCeV) hanya dihasilkan H2O yang membuat FCeV menjadi ramah lingkungan,” terang Dr. Tri.

Reporter : Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)